kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Rupiah dan PPnBM membuat penjualan moge mandek


Kamis, 25 Desember 2014 / 19:20 WIB
Rupiah dan PPnBM membuat penjualan moge mandek
ILUSTRASI. Buah sukun bermanfaat melancarkan pencernaan.


Reporter: Widiyanto Purnomo | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Pasar motor besar (moge) semakin tergencet. Setelah didera kenaikan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM), kini sejumlah Agen Pemegang Merek (APM) juga harus menghadapi kenaikan harga jual akibat menguatnya kurs dollar.

 PT Mabua Harley Davidson Indonesia (MHD) mengaku akan melakukan revisi harga jika rupiah menyentuh level Rp 13.000 per dollar AS. “Kalau rupiah semakin melemah bukan tidak mungkin akan terjadi kenaikan harga kembali, namun sebisa mungkin harga akan kita tekan,” ujar Sales and Marketing Director PT Mabua Harley Davidson Indonesia Irvino Edwardly, kepada KONTAN, Rabu (24/12).

Oleh karena itu dalam waktu dekat Harley belum berencana menaikkan harga. Irvino mengatakan walaupun rupiah sempat mencapai puncaknya pada Desember, pihaknya masih menekan harga jual, terlebih Harley masih menjual motor stok bulan sebelumnya.  
 
Menurut Irvino tahun ini dengan menguatnya dollar ditambah kenaikan Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah (PPNBM), membuat harga motor Harley mencapai hampir 2 kali lipat. “Puncaknya bulan april, Kenaikan harga membuat pasar sulit untuk menerima keadaan, dan tentunya pasar punya kapasitas sendiri dalam hal harga,” ujar Irvino
 
Akibatnya dibanding tahun lalu, penjualan Harley tahun ini mengalami penurunan 40%. “Pasar cukup syok sepanjang tahun karena depresiasi rupiah dan kenaikan PPnBM, pengaruhnya cukup besar pada penjualan,” ujar Irvino.
 
Penjualan Harley di bulan Desember tidak terlalu terkena dampak atau cenderung stabil dibanding bulan-bulan sebelumnya. “Kami sudah perhitungkan kurs rupiah yang stabil diatas angka Rp 12.000 sejak jauh bulan, jadi bulan desember penjualan masih stabil,” tambah Irvino.
 
Tekanan dari pelemahan rupiah juga dirasakan oleh salah satu APM Motor Jepang yang saat ini fokus bermain di segmen motor sport premium, yaitu Kawasaki.  Adapun Kawasaki berencana menaikkan harga jual jika rupiah melemah hingga menyentuh level kisaran Rp 13.000.
 
 “Kita masih wait and see, kemungkinan kita akan menaikan harga jual sesuai kenaikan harga dollar, tetapi memungkinkan juga untuk menaikan harga di bawah persentase kenaikan harga dollar karena kita ingin pasarnya tetap tumbuh,” ujar Michael Candra Thanadi, Deputy Head Sales Promotion PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI).

Kawasaki mengaku belum menetapkan target penjualan motor besarnya pada tahun depan. Adapun dalam periode April sampai pertengahan Desember, Kawasaki telah membukukan penjualan motor besar sebanyak 1.500 unit. “Target tahun depan masih dalam tahap finalisasi, karena melihat kondisi ekonomi Indonesia,” ujar Michael.
 
Pemain lain di segmen motor besar, yaitu Suzuki mengaku kenaikan harga dollar belum berdampak pada kenaikan harga jual, jika hanya berlangsung dalam waktu singkat. “Kita masih memantau terlebih dahulu, jika kenaikan harga dollar berlangsung dua sampai tiga bulan ke depan bukan tidak mungkin kita akan menaikkan harga,” ujar Yohan Yahya GM Marketing Suzuki 2 Wheels Suzuki Indomobil Sales (SIS).

 Sejak meluncurkan jajaran motor besarnya pada Oktober lalu, Suzuki telah membukukan penjualan sebanyak 12 unit. Namun Yohan mengatakan, bahwa penjualan motor besar pada Desember memang agak berat, karena faktor keadaan ekonomi Indonesia.
 
Yohan mengaku penjualan motor besar tahun depan tidak bisa terlalu diharapkan. Suzuki pun  mematok  target penjualan motor besarnya berada diangka total 150 sampai 180 unit tahun depan. “Kita tidak terlalu berharap pada penjualan motor besar karena pasarnya kecil, dan sifatnya hanya untuk menambah daftar jajaran produk Suzuki saja,” Ujarnya.
 
APM motor besar yang baru saja melantai di Indonesia pada September tahun ini, yaitu  PT Triumph Motorcycles Indonesia belum berencana menaikan harga dalam waktu dekat.  Indra Dwi Sunda, Marketing Director PT Triumph Motorcycles Indonesia, mengatakan pihaknya belum membicarakan soal kenaikan harga dalam waktu dekat apalagi proyeksinya jika kurs dollar terus menguat.
 
“Sementara kita masih review, dalam waktu dekat kita belum ada rencana kenaikan harga, dan kedepannnya belum ada rencana apapun,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×