Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Melemahnya nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak menyurutkan minat PT Telekomunikasi Indonesia Tbk untuk melakukan ekspansi.
Indra Utoyo, Direktur Innovation and Strategic PT Telkom mengatakan, pihaknya justru terus melakukan investasi di tengah pelemahan nilai tukar dan perlambatan ekonomi.
“Kami akan menyisihkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar 20% terhadap revenue untuk tahun 2016 dan tahun ini,” kata Indra, kepada KONTAN. Misalnya, Telkom membelanjakan modal untuk pembangunan jaringan backbone fiber optic dari Banda Aceh hingga Jayapura sepanjang 77.000 KM dan 13,2 juta homepass.
Indra bilang, proyek fiber optic ini sedang dalam uji coba atau pilot project dengan rencana operasional pada kuartal IV/2015. Jika sudah operasional, selanjutnya Telkom akan menghubungkan pulau-pulau utama di Indonesia dengan jaringan fiber optic, sehingga rumah dan perkantoran bisa memiliki akses internet dengan kencang dan stabil.
Sedangkan dari sisi bisnis, perusahaan berkode saham TLKM di Bursa Efek Indonesia (BEI) optimis akan mencapai target namun tidak akan tumbuh dua digit. Pasalnya, beban operasional meningkat seiring dengan perlambatan ekonomi dan pelemahan rupiah. “Untuk pendapatan dan laba tidak akan tumbuh mencapai 20%,” tambahnya.
Sayangnya, ia enggan menyampaikan nilai target perusahaan sampai akhir tahun 2015. Sepanjang semester I-2015 kemarin, Telkom mencetak pendapatan Rp 48,84 triliun. Dari pendapatan segitu, Telkom mengantongi laba bersih Rp 10,98 triliun. Pada periode tersebut, beban operasi, pemeliharaan dan jasa telekomunikasi meningkat 30,26% menjadi Rp 14,03 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News