Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Maskapai berbiaya murah Indonesia Air Asia punya strategi tersendiri menghadapi pelemahan rupiah. Disamping melakukan lindung nilai terhadap kebutuhan avtur, perseroan juga akan mulai mengurangi porsi penerbangan domestik.
Air Asia lebih mengoptimalkan penerbangan internasional. Pasalnya, rute internasional menghasilkan pendapatan berupa valuta asing yang tak terpengaruh pelemahan rupiah. “Dalam kondisi seperti ini kami harus mendapatkan mata uang asing lebih banyak, karena mata uang asing lebih tahan terhadap dollar,” ujar Sunu Widyatmoko, Presiden Direktur PT Indonesia Air Asia di Jakarta, Kamis (30/7).
Porsi penerbangan domestik yang semula berada di angka 35% akan diturunkan ke kisaran 30%, sedangkan porsi penerbangan internasional akan ditambah dari semula 65% menjadi 70%. Menurutnya dengan cara ini sama saja perseroan sudah melakukan lindung nilai alamiah untuk mata uang asing.
“Kami tidak secara langsung hilangkan rute tapi bisa dilakukan dengan pengurangan rute,” imbuhnya.
Adapun beberapa penambahan rute internasional yang telah direncanakan seperti Singapura-Padang dan Surabaya-Bangkok. Diantara keduanya, kemungkinan akan lebih dulu diwujudkan Surabaya-Bangkok pada September 2015. Pengembangan perseroan ini akan difokuskan untuk menyasar negara-negara dengan waktu tempuh sekitar 4-5 jam penerbangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News