Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengaku rugi Rp 1,3 triliun dalam 4 sampai 5 bulan terakhir. Penyebabnya, terus melorotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
"Selama 4 bulan karena pelemahan rupiah kan harusnya ada price adjustment. Tekanannya 4-5 bulan sekitar Rp 1,3 triliun," ujar Direktur Utama Sofyan Basir di Kantor Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Sabtu (7/3).
Saat ini, kata dia, PLN terus mencoba melakukan berbagai efisiensi untuk menekan kerugian yang semakin besar. Salah satu bentuk efisiensi itu berupa mengganti bahan bakar dari solar menjadi gas.
"Untuk itu kami bisa mencari dari efisiensi dengan mengganti diesel dari BBM (solar) dengan gas," kata dia.
Selain itu, untuk menekan biaya akibat penggunaan bahan bakar untuk pembangkit listrik, PLN juga memaksimalkan kerja Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). "Lalu PLTU yang belum maksimal kapasitasnya itu kami tingkatkan. Itu kemarin di Buleleng baru selesai," ucap dia.
Sebelumnya, sejak awal tahun 2015, nilai tukar Rupiah terus melorot. Bahkan, sejak 2 hari terakhir, kita rupiah mencapai Rp 13.000 per dollar AS. (Yoga Sukmana)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News