Reporter: Agung Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen tekstil dan garmen PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) alias Sritex optimistis menggenjot kinerja bisnisnya di tahun ini. Khususnya segmen pasar ekspor, SRIL yakin bakal naik signifikan.
Joy Citradewi, Corporate Communication SRIL mengatakan, SRIL tetap membidik kontribusi ekspor mayoritas terhadap total penjualan alias di atas 60%. Manajemen SRIL memang sempat memprediksikan ekspor ke Amerika Serikat (AS) pada 2020 bisa meningkat 20%-30% dibandingkan tahun ini.
Baca Juga: Sektor aneka industri justru naik 2,34% di tengah penurunan IHSG, ini kata analis
Sampai kuartal-III 2019, kenaikan penjualan ekspor terbesar terjadi untuk wilayah AS dan Amerika Latin, yakni 191,39% year on year (yoy) menjadi US$ 72,67 juta di periode tersebut. Adapun di triwulan ketiga tahun lalu, penjualan ekspor menyumbang 59,72% bagi total revenue atau senilai US$ 534,54 juta.
Meski kurs dolar AS saat ini melemah dengan menguatnya rupiah tak menyulutkan usaha SRIL untuk menggenjot ekspor. Sebab, kata Joy, SRIL secara konsisten melakukan skema lindung nilai atau natural hedging guna mengantisipasi gejolak fluktuasi nilai tukar.
"SRIL melakukan natural hedging. Dan kami biasanya akan lihat dampak kurs itu dalam satu tahun penuh, jadi tidak hanya saat volatil naik atau turun saja," kata Joy kepada Kontan.co.id, Kamis (23/1). Selain itu, keseimbangan juga didapat lantaran beban bunga bank dan pembelian bahan baku masih menggunakan dolar AS.
Pasar ekspor dipandang menjanjikan dengan kondisi perang dagang AS-China saat ini, dimana terdapat potensi pindahnya produksi beberapa perusahaan garmen dari China. Selain itu di pasar domestik, SRIL juga terus memperkuat penetrasi produknya ke pasaran.
Oleh karena itu, Joy bilang, SRIL tetap optimistis untuk meraih pertumbuhan dobel digit tahun ini.
Baca Juga: Dua analis ini rekomendasikan buy saham SRIL, simak alasannya