Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) yang berlangsung pada Kamis (5/3) gagal mencapai kuorum. Alhasil, perusahaan tambang ini belum bisa meminta persetujuan dari pemegang sahamnya untuk melaksanakan penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.
Chief Executive Officer GEMS Bonifasius menyebut, lantaran tidak memenuhi persyaratan kuorum, maka pihaknya akan kembali menggelar RUPSLB maksimal 21 hari dari sekarang.
Baca Juga: Itama Ranorata (IRRA) bidik pertumbuhan penjualan hingga 18% di 2020
Ia mengaku, akibat gagal menggelar RUPSLB, manajemen GEMS belum bisa memproyeksikan besaran dana yang bisa diperoleh dari pelaksanaan rights issue. Termasuk pula harga pelaksanaan rights issue itu sendiri. “Selain butuh persetujuan, kami juga mesti melihat lagi perkembangan pasar saham ke depan,” kata dia ketika ditemui Kontan, Kamis (5/3).
Dalam berita sebelumnya, GEMS berniat melepas saham baru sebanyak-banyaknya 294,12 juta saham atau 5% dari modal disetor pada saat pengumuman RUPSLB.
Terlepas dari itu, agenda rights issue yang hendak dilakukan oleh GEMS memiliki tujuan utama untuk menambah free float atau saham yang beredar di pasar. “Dana dari rights issue juga bisa sebagai tambahan modal kerja,” sambung dia.
Asal tahu saja, meski terdapat 50 juta saham GEMS yang dimiliki oleh masyarakat dengan 300 pemegang saham, persentase kepemilikan publik saham GESM hanya mencapai 3%. Padahal, minimum persentase kepemilikan saham oleh masyarakat berdasarkan regulasi yang berlaku adalah sebesar 7,5%.
Baca Juga: Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) bukukan laba bersih Rp 510,71 miliar di 2019
Saat ini, saham GEMS masih disuspensi oleh Bursa Efek Indonesia sejak 30 Januari 2018. Adapun posisi terkini harga saham GEMS berada di level Rp 2.550 per saham.
Bonifasius melanjutkan, pemegang saham lama menjadi prioritas utama sebagai pembeli rights issue yang dilakukan oleh GEMS. “Kami utamakan pemegang saham eksisting dulu bukan standby buyer,” tutur dia.
Sebagai informasi, tahun lalu GEMS meraih pertumbuhan pendapatan sebesar 5,76% (yoy) menjadi US$ 1,10 miliar. Akan tetapi, laba bersih emiten Grup Sinarmas ini anjlok 34,83% (yoy) menjadi US$ 64,32 juta.
Baca Juga: Sukses Perdana Prima beli 20,14% saham Trikomsel Oke (TRIO) di harga kurang dari Rp 1
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News