kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.380.000   40.000   1,71%
  • USD/IDR 16.676   -36,00   -0,22%
  • IDX 8.522   -48,37   -0,56%
  • KOMPAS100 1.180   -7,88   -0,66%
  • LQ45 857   -6,19   -0,72%
  • ISSI 299   -0,47   -0,16%
  • IDX30 443   -3,74   -0,84%
  • IDXHIDIV20 513   -5,47   -1,05%
  • IDX80 133   -0,97   -0,73%
  • IDXV30 136   -0,47   -0,35%
  • IDXQ30 142   -1,30   -0,91%

Rusia jajaki kerjasama industri dengan Indonesia


Jumat, 23 Oktober 2015 / 12:03 WIB
Rusia jajaki kerjasama industri dengan Indonesia


Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Rusia menjajaki berbagai kerjasama di bidang industri dengan Indonesia. Adapun rencana kerjasama tersebut di sektor kemaritiman, kedirgantaraan, logam dan otomotif.

Soerjono, Direktur Industri Alat Transportasi Darat Kementerian Perindustrian mengatakan pihak Rusia menawarkan berbagai kerjasama. "Bidang tambang bauksit, industri maritim, kedirgantaraan dan otomotif," ujar Soerjono ditemui wartawan usai mendampingi Menteri Perindustrian menjamu Duta Besar Rusia untuk Indonesia serta beberapa pelaku industri asal Rusia, di Gedung Kementerian Perindustrian, Jumat (23/10).

Soerjono mengatakan untuk kerjasama pengolahan logam, Rusia menawarkan kerjasama tambang bauksit di Kalimantan. Namun ia mengatakan tidak ingat persis detail kerjasama yang akan dilakukan.

Sementara itu, soal kerjasama maritim, pihak Rusia berencana untuk masuk ke industri pembangunan kapal baru dan reparasi kapal. "Saya katakan nelayan Indonesia itu mencari ikan, sedangkan nelayan luar negeri itu menangkap ikan. Artinya nelayan Indonesia membutuhkan teknologi yang bisa memastikan ikan itu ditangkap. Mereka yang sangat tertarik," ujar Soerjono.

Adapun perusahaan yang hadir dalam pertemuan itu United Shipbuilding Corporation.

Dari kerjasama kedirgantaraan, pihak Rusia menawarkan meneruskan pembangunan pesawat sejenis N219 pesawat multiguna utk diproduksi di PT Dirgantara Indonesia.

"Kami katakan ke mereka, kerjasama pesawat itu bisa dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama impor menyeluruh, tahap kedua impor komponen lalu dirakit disini, yang ketiga sekalian bikin pabrik disini," ujar Soerjono.

Pihak Rusia juga meminati dunia otomotif Indonesia. "Mereka punya pabrikan bagus di Rusia dan mengusai pasar dalam negeri mereka. Mereka kaget melihat potensi pasar otomotif Indonesia yang begitu besar," ujar Soerjono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×