kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.452.000   -12.000   -0,82%
  • USD/IDR 15.209   -64,00   -0,42%
  • IDX 7.615   86,99   1,16%
  • KOMPAS100 1.187   15,31   1,31%
  • LQ45 951   12,23   1,30%
  • ISSI 229   2,60   1,15%
  • IDX30 488   6,11   1,27%
  • IDXHIDIV20 587   7,86   1,36%
  • IDX80 135   1,55   1,16%
  • IDXV30 142   1,54   1,09%
  • IDXQ30 163   2,04   1,26%

Saat harga melesat, produksi rumput laut melemah


Senin, 10 Juni 2013 / 17:38 WIB
Saat harga melesat, produksi rumput laut melemah


Reporter: Maria Elga Ratri | Editor: Fitri Arifenie

JAKARTA. Anomali cuaca berimbas kepada produksi rumput laut. Pada lima bulan pertama tahun ini, produksi rumput laut kering nasional masih rendah, yakni baru mencapai 15,79% dari target nasional.

Arman Arfah, Ketua Umum Asosiasi Petani dan Pengelola Rumput Laut Indonesia (ASSPERLI) mengatakan, tahun ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memasang target produksi rumput laut kering sebesar 190.000 ton. Namun, hingga Mei 2013, produksi rumput laut kering nasional baru 30.000 ton. "Dari anggota ASSPERLI sendiri, baru sekitar 15.000 ton," kata Arman kepada KONTAN, Jumat (7/6).

Meski demikian, Arman masih optimistis dengan target pencapaian produksi rumput laut akan tercapai. Jika melihat target nasional, seharusnya pada bulan Mei 2013, produksi rumput laut kering mencapai 60.000 ton. "Jika panen bulan ini (Juni) bagus, bisa mengimbangi produksi dua  triwulan pertama," lanjut Arman.

Turunnya produksi laut membuat ekspor rumput laut ikutan rendah. Pasalnya, banyak petani anggota ASSPERLI yang tersebar di daerah Sulawesi, Jawa Barat, Banten, dan Tegal lebih banyak menjual hasil budidaya rumput laut untuk pasar ekspor.

Mereka membudidayakan rumput laut jenis Eucheuma Cottonii dan Eucheuma Spinosum dan Saergassum atau rumput laut cokelat   untuk tujuan pasar ekspor. Sementara rumput laut jenis Glacelaria lebih banyak digunakan di dalam negeri. Selama ini, pangsa pasar ekspor rumput laut Indonesia masih kecil, baru  US$ 200 juta per tahun. Padahal potensi pasar rumput laut dunia bisa mencapai US$ 7 miliar per tahun.

Safari Azis, Ketua Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) mengakui, produksi rumput laut hingga bulan Mei  2013 ini masih rendah, bahkan merosot tajam, paling tidak 20% jika dibandingkan dengan produksi di periode yang sama 2012. "Banyak eksportir yang kesulitan untuk mencari barang," kata Safari.

Padahal, tahun ini, seharusnya menjadi peluang petani rumput laut untuk meningkatkan produksi. Sebab, harga rumput laut kering mengalami kenaikan 25% dari 2012.

Berdasarkan catatan dari ARLI, tahun 2012 harga rumput laut kering Rp 8.000 hingga Rp 9.000 per kilogram (kg). Tahun ini, harga rumput laut kering mencapai Rp 10.000 per kg. Kenaikan harga didorong peningkatan permintaan dari Cina, Brasil dan India sebagai negara produsen produk rumput laut olahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×