kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Sahid Jaya bidik pendapatan 2017 naik 35%


Selasa, 20 Juni 2017 / 16:01 WIB
Sahid Jaya bidik pendapatan 2017 naik 35%


Reporter: Tantyo Prasetya | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. PT Hotel Sahid Jaya Tbk menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 35% dari pencapaian tahun lalu menjadi Rp 217 miliar. Adapun hingga triwulan I-2017, perusahaan berkode saham SHID ini baru membukukan pendapatan Rp 30,8 miliar, atau turun 12,7% dari kuartal yang sama tahun 2016.

Dari keseluruhan pendapatan tersebut, pendapatan kamar menyumbang 44,8% atau sebesar Rp 13,8 miliar. Tahun ini, perusahaan akan mengandalkan pemasukan dari jasa pengelolaan hotel.

Hingga saat ini, SHID sudah memiliki 23 hotel yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan total 2.843 kamar. Rencananya, perseroan akan meluncurkan dua hotel lagi yang berlokasi di Pulau Jawa, yaitu di kawasan Banyuwangi dan BSD Serpong. Konsepnya, Sahid menjadi pengelola kedua hotel itu.

Sahid Parkland Serpong rencananya akan menampung 136 kamar dan ditargetkan rampung pada Desember tahun ini. SHID menjadi operator di hotel yang sebelumnya dimiliki oleh PT Trimitra Propertindo.

Sedangkan, untuk hotel di Banyuwangi, SHID bekerja sama dengan Pemda. Dengan tambahan dua hotel itu, maka Sahid total akan mengelola 17 hotel.

Direktur Utama SHID Haryadi Sukamdani mengatakan, strategi mengelola hotel dibandingkan membangun sendiri menjadi simbiosis mutualisme yang terjalin antara Sahid sebagai pengelola dengan pemilik hotel.

Haryadi mengaku, dengan menggandeng pemilik hotel yang independent owner atau bukan anggota dari hotel berjaringan, mampu menaikkan kinerja hotel tersebut, dan pelanggan Sahid mampu menikmati fasilitas dari hotel tersebut. "Dampaknya positif karena owner senang, client dan customer kami juga jadi punya pilihan yang tadinya mau ke Wakatobi atau Maumere, yang sebelumnya tidak ada hotel jadi bisa ke sana," tuturnya, Senin (19/6).

Efeknya, laba yang didapatkan perseroan lebih bagus dari jasa pengelolaan hotel daripada membangun sendiri. "Untuk jasa pengelolaan sendiri pada tahun ini sudah menyumbang sekitar Rp 10 miliar untuk fee," ungkap Haryadi.

Tahun ini, perseroan mengeluarkan belanja modal sebesar Rp 60 miliar, berasal dari dana operasional dan dari kredit investasi perbankan. SHID menargetkan okupansi kamar sebesar 70% pada tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×