kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Salim Group joint venture dengan perusahaan Jerman masuk bisnis e-sport


Rabu, 30 Januari 2019 / 15:13 WIB
Salim Group joint venture dengan perusahaan Jerman masuk bisnis e-sport


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Salim Group berencana membuat joint venture dengan ESL, perusahaan di Jerman yang mengorganisasi dan memproduksi kompetisi video game. Langkah tersebut guna memuluskan rencana Salim Group masuki pasar e-sport.

Rencana Salim Group juga tak lepas dari prediksi yang dikeluarkan dari Newzoo bahwa pasar e-sport akan tumbuh dari US$ 655 juta pada 2017 menjadi US$ 1,6 miliar pada 2021. Dalam penelitiannya, disebutkan juga bahwa Asia Tenggara memiliki populasi penggemar e-sport dengan pertumbuhan tercepat di dunia dengan rata-rata pertumbuhan 36% sehingga hingga akhir tahun ini diestimasikan ada sebanyak 19,8 juta.

Mengutip dari nikkei.com Rabu (30/1), Adrian Lim Direktur Perusahaan Inovasi Salim, dan Nick Vanzetti selaku wakil presiden senior ESL untuk Asia Pasifik Jepang membongkar bahwa kesepakatan ini telah ditandatangani pada September 2018 lalu. Namun, mereka sengaja membongkar informasi ini kepada publik baru-baru ini.

"Indonesia merupakan pasar yang besar, dan kami selalu menjalin diskusi dengan partner-partner hebat untuk mengembangkan sayap ke beberapa negara berbeda," ungkap Vanzetti.

Ia melanjutkan ESL sebenarnya sudah memiliki kantor cabang di Singapura dan Malaysia, tapi ia mengaku kerja sama dengan Indonesia ini sebagai yang pertama. Mereka berencana menggelar turnamen e-sports di Indonesia dan mengembangkannya jadi turnamen e-Sports ASEAN yang melibatkan Indonesia, Singapura, Malaysia, dan mungkin beberapa negara lainnya.

Sedangkan Adrian Lim bilang bahwa tujuan kerjasama tersebut untuk membuat persilangan ini jadi lebih besar. "Jika anda melihat beberapa brands kami, saya pikir demografinya jadi lebih muda, dan ada banyak saling silang antara komunitas yang terlibat dalam e-sports dengan komunitas yang mengonsumsi produk dan layanan kami," jelasnya.

Menurutnya, awal mula Salim Grup tertarik masuk ranah e-spoet lantaran Anthoni Salim, pemilik Salim Group sendiri yang selalu mencari cara untuk menyambut komunitas baru. "Dia tak pernah memandang perbuatan kami sebagai bisnis semata. Saya kira, kami percaya bahwa dengan menumbuhkan komunitas yang tepat, akan selalu ada bisnis yang bisa kami dalami di masa mendatang," tambahnya.

Asal tahu saja, Salim Group juga memiliki bisnis yang signifikan di Filipina, mengendalikan PLDT, operator telekomunikasi terbesar di Filipina, serta Metro Pacific Investments, unit infrastrukturnya, di bawah perusahaan induknya yang terdaftar di Hong Kong, First Pacific.

Selain itu, untuk dunia digital Salim Grup telah mengakuisisi platform e-commerce dan pada 2017 meluncurkan aplikasi belanja dengan Lotte Group Korea Selatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×