kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.906.000   -8.000   -0,42%
  • USD/IDR 16.430   57,00   0,35%
  • IDX 7.618   3,14   0,04%
  • KOMPAS100 1.065   5,05   0,48%
  • LQ45 805   1,84   0,23%
  • ISSI 256   1,72   0,68%
  • IDX30 416   0,88   0,21%
  • IDXHIDIV20 476   -0,82   -0,17%
  • IDX80 120   0,62   0,51%
  • IDXV30 123   0,46   0,37%
  • IDXQ30 133   0,19   0,15%

Saling tuding di Blok Masela masih berlanjut


Rabu, 23 Desember 2015 / 10:43 WIB
Saling tuding di Blok Masela masih berlanjut


Reporter: Azis Husaini, Febrina Ratna Iskana | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) belum juga buka suara atas nasib proyek lapangan gas abadi di Blok Masela. Kementerian ESDM beralasan, hingga kini, belum memperoleh hasil kajian konsultan independen Poten & Partner.

Menteri ESDM Sudirman Said menyatakan, hingga saat ini,  belum ada keputusan atas revisi rencana pengembangan atau plant of development (PoD) Lapangan Abadi, Blok Masela di Laut Arafuru, Maluku yang diajukan oleh Inpex Corporation.

Pasalnya, konsultan independen Poten & Partner yang mengkaji untung rugi atas rencana pengembangan di lapangan gas yang memiliki cadangan terbukti sebesar 10,73 trillion cubic feet (tcf).  menggunakan fasilitas terapung (floating  storage regasification unit) alias offshore atau darat dengan pipa (onshore) hingga kini belum rampung.

Dalam hitungan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), untuk membangun fasilitas di laut alias offshore, Inpex membutuhkan dana investasi sebesar US$ 14,8 miliar. Sementara untuk membangun fasilitas LNG di darat atau onshore, membutuhkan dana US$ 19,3 miliar. Hasil ini beda dengan hitungan Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli, pembangunan pipa gas sepanjang 600 kilometer menuju Pulau Aru investasinya hanya sekitar US$ 15 miliar.

Sudirman berjanji jika telah mendapatkan laporan dari konsultan, akan segera mendiskusikan dengan SKK Migas. "Sekarang masih  22 Desember, masih ada 8 kali 24 jam ya. Insya Allah saya akan jelaskan pada waktunya," tegas Sudirman Selasa (22/12).

Kepala Humas SKK Migas, Elan Biantoro juga menyebut pihaknya belum mendapatkan laporan hasil laporan dari konsultan independen terkait Blok Masela. "Rekomendasi kami floating LNG, kalau hasil kajian sejalan, pasti langsung diputuskan. Kalau tidak, kami tinjau ulang lagi," jelas Elan ke KONTAN Selasa (22/12).

Di sisi lain, konsultan dari Menko Maritim Rizal Ramli yang bernama Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 73 alias Forum Tujuh Tiga (Fortuga) telah menyampaikan rekomendasi.

Anggota Fortuga sekaligus Mantan Direktur Utama LNG Bontang Yoga Suprapto menyatakan, Kementerian ESDM harus mengkaji manfaat ekonomi nasional Indonesia dan Indonesia bagian Timur dengan adanya pembangunan fasilitas LNG di Blok Masela.

Ia berharap pemerintah mempertimbangkan penerimaan migas, manfaat, tingkat kandungan dalam negeri, dan tenaga kerja. "Harus mendorong kegiatan ekonomi dan pengembangan wilayah Indonesia Timur, khususnya Maluku. Jangan cuma penghasil sumber daya alam," katanya.

Yoga menuding, Inpex sengaja melakukan peningkatan (mark up) biaya-biaya untuk fasilitas LNG di darat agar terlihat tak fisibel dan menyodorkan FLNG yang lebih murah ke pemerintah. "Mereka bilang memakai onshore US$ 20,66 miliar, data kami US$ 15 miliar," ungkap dia.

Senior Manager Comunication & Relations Inpex, Usman Slamet tidak ingin menanggapi tuduhan tersebut, yang pasti perusahaannya akan memberikan yang terbaik untuk pemerintah. "Kami punya harapan tinggi atas usulan FLNG, semoga cepat diputuskan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×