Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pidato Presiden Prabowo Subianto mengenai kelapa sawit mendapat respons positif dari petani sawit di berbagai daerah.
Ketua Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Gulat ME Manurung, menyatakan bahwa pidato Presiden Prabowo menjadi momen yang telah lama dinantikan oleh 17 juta kepala keluarga petani sawit.
"Kami sangat bahagia menyimak pidato Presiden Prabowo, baik melalui kanal YouTube Kementerian PPN/Bappenas maupun dari rekaman yang diunduh," ungkap Gulat.
Menurut Gulat, kelapa sawit adalah anugerah bagi Indonesia karena kemampuan tumbuh suburnya di garis khatulistiwa. Negara lain yang mencoba menanam sawit melalui berbagai modifikasi lingkungan menghadapi produktivitas yang jauh lebih rendah.
Baca Juga: Prabowo Janji Tambah Luas Lahan Kelapa Sawit di Tengah Isu Deforestasi
Ia menilai pidato Presiden sebagai langkah penting untuk memperkuat perlindungan regulasi terhadap sawit sebagai komoditas strategis.
Gulat menekankan bahwa arahan Prabowo tentang pembukaan kebun sawit baru bertujuan meningkatkan produktivitas, bukan membuka lahan hutan secara sembarangan.
Produktivitas dapat ditingkatkan melalui dua cara: pertama, replanting atau Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), yang dapat meningkatkan hasil panen hingga tiga hingga empat kali lipat; kedua, ekstensifikasi dengan memanfaatkan lahan terdegradasi, bekas tambang, atau kawasan hutan yang sudah tidak berhutan.
Ia juga mendukung pendirian Badan Otoritas Sawit Indonesia (BoSI) di bawah Presiden untuk mengelola data sawit secara terpadu dan meningkatkan pemasukan negara.
Baca Juga: Industri Sawit Hadapi Banyak Tantangan, Gapki Sebut Ini yang Harus Dilakukan
Selain itu, koperasi petani harus diberdayakan untuk masuk ke industri hilir, serta program mandatori energi hijau perlu diawasi secara progresif.
Terkait kebijakan moratorium, Gulat menegaskan bahwa moratorium tidak berarti melarang pembukaan kebun sawit secara total, melainkan hanya pada hutan yang masih lestari. Ia juga mengkritik penggunaan istilah yang cenderung menyudutkan sawit, yang menurutnya harus dihentikan.
Pidato Presiden Prabowo Subianto disampaikan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional Pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (Musrenbangnas RPJMN) 2025-2029, yang diselenggarakan oleh Kementerian PPN/Bappenas pada Senin, 30 Desember 2024.
Selanjutnya: Tahun 2025 Menandai Generasi Beta, Ini Klasifikasi Generasi dalam Satu Abad Terakhir
Menarik Dibaca: Pernah Dengar Sindrom Erotomania? Kebanyakan Halu yang Mengganggu Mental
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News