kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.953.000   -3.000   -0,15%
  • USD/IDR 16.555   0,00   0,00%
  • IDX 6.893   -33,48   -0,48%
  • KOMPAS100 999   -5,65   -0,56%
  • LQ45 772   -4,72   -0,61%
  • ISSI 220   -0,88   -0,40%
  • IDX30 400   -2,66   -0,66%
  • IDXHIDIV20 470   -5,18   -1,09%
  • IDX80 113   -0,65   -0,58%
  • IDXV30 115   -0,42   -0,36%
  • IDXQ30 130   -1,14   -0,87%

Sanofi-Aventis genjot produk etikal


Sabtu, 20 November 2010 / 08:47 WIB
ILUSTRASI. Seblak MasBerto


Reporter: Gloria Haraito | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Perusahaan farmasi multinasional Sanofi-Aventis Group Indonesia gencar memasarkan produk etikal alias obat-obatan yang hanya bisa dibeli berdasarkan resep dokter.

Gilbert Julien, Presiden Direktur Sanofi-Aventis Group Indonesia mengatakan, selama 50 tahun beroperasi di Indonesia, perusahaan selalu bermain di bisnis obat etikal. "Bisnis kami berkembang pesat tahun ini, bisa disimpulkan bisnis etikal memang menarik," tutur Gilbert di Jakarta, Jumat (19/11).

Beberapa obat etikal produksi Sanofi-Aventis misal untuk mengobati onkologi, kardiovaskular, hipertensi, osteoporosis, dan diabetes. Selain itu Sanofi-Aventis juga bermain di produk antivirus untuk 20 macam penyakit seperti hepatitis, polio, demam berdarah, dan rabies.

Dalam kesempatan yang sama, Hanum Yahya, Direktur Komunikasi dan Hubungan Pemerintahan Sanofi-Aventis mengatakan, prospek cerah di pasar etikal masih terhalang dengan belum adanya asuransi kesehatan pemerintah. Ini menyebabkan akses masyarakat dalam mendapatkan obat-obatan berkualitas terbatas. Namun di tengah kondisi ini, perusahaan tetap berhasil mencetak pertumbuhan signifikan.

"Di IPMG (International Pharmaceutical Manufacturer Group), kami termasuk pemain nomor satu," kata Hanum. Menurutnya, sebagian besar produk Sanofi-Aventis masih diimpor dari perusahaan terafiliasi. Sementara sebagian kecil sisanya diproduksi di pabrik sekaligus kantor pusat perusahaan di Pulo Mas. Hanum optimistik prospek cerah di bisnis etikal masih akan berlangsung hingga tahun depan.

Demi memelihara bisnis perusahaan, saat ini Sanofi-Aventis tengah melakukan kampanye peduli diabetes lewat program e-Balloon. Dalam kampanye ini, masyarakat bisa ikut berpartisipasi meningkatkan kesadaran masyarakat akan diabetes lewat pelepasan balon digital. Caranya, masyarakat tinggal mengunjungi situs www.KendaliDiabetes.com untuk melepas balon digital ke orang lain.

Merujuk pada data World Health Organization, penderita diabetes di Indonesia mencapai 8,4 juta jiwa pada tahun 2008. Jumlah ini menjadikan jumlah penderita diabetes di Indonesia sebagai negara terbesar keempat setelah India, AS, dan China. "Kami memperkirakan, angka ini akan bertumbuh menjadi 21,3 juta pada tahun 2030," kata Gilbert. Secara global, International Diabetes Federation memperkirakan jumlah penderita diabetes mencapai 285 juta jiwa dan akan meningkat menjadi 438 juta jiwa di tahun 2030.

Di Sanofi-Aventis sendiri, jumlah produk untuk penyakit diabetes mencapai 25% dari total produk. Secara global, Sanofi-Aventis telah melakukan penelitian dan pengembangan produk diabetes lebih dari 85 tahun. Bujet riset produk diabetes ini termasuk dalam total bujet penelitian dan pengembangan Sanofi-Aventis yang senilai Rp 40 triliun per tahun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×