Reporter: Leni Wandira | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO), perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK) yang dikenal dengan merek CLEO, mengalokasikan anggaran belanja modal sebesar Rp 600 miliar pada 2025. Rencana ini akan digunakan untuk memperkuat kapasitas produksi dan distribusi, guna mendukung pertumbuhan yang agresif di masa depan.
Melisa Patricia, Presiden Direktur CLEO, menjelaskan bahwa anggaran Capex tersebut akan difokuskan pada dua area utama yakni perluasan pabrik dan pengembangan jaringan distribusi.
"Capex ini akan digunakan untuk memperluas pabrik-pabrik yang sudah ada, serta mendirikan fasilitas baru yang diharapkan dapat segera beroperasi," ungkap Melisa kepada KONTAN, Jumat (24/1).
Tiga pabrik yang akan mulai beroperasi tahun ini adalah pabrik di Palu (Sulawesi Selatan), Pontianak (Kalimantan Barat) dan Pekanbaru (Riau). Selain itu, CLEO juga akan memperkuat jaringan distribusinya di wilayah-wilayah baru ini untuk meningkatkan aksesibilitas produk ke konsumen.
Baca Juga: Sariguna Primatirta (CLEO) Targetkan Kinerja Tumbuh Double Digit pada Tahun 2025
Perusahaan berkomitmen untuk terus memperluas jangkauan pasar dengan strategi ekspansi agresif, terutama di luar Jawa dan Bali. Ekspansi pabrik yang dilakukan tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi, tetapi juga untuk menekan biaya logistik dan mempercepat distribusi produk.
"Kami ingin memastikan produk CLEO dapat dijangkau oleh lebih banyak konsumen, terutama di daerah yang belum terjangkau dengan distribusi kami," tambah Melisa.
Selain itu, CLEO juga terus mengembangkan produk baru untuk memenuhi kebutuhan pasar yang dinamis. Salah satu produk terbaru yang diluncurkan adalah CLEO kemasan 1 liter yang memberikan pilihan lebih luas bagi konsumen.
"Perusahaan juga secara aktif melakukan riset dan pengembangan produk untuk memastikan kualitas dan inovasi yang sesuai dengan preferensi konsumen," sambungnya.
Di tengah rencana ekspansi, CLEO menghadapi sejumlah tantangan yang umum dialami oleh produsen AMDK, seperti perluasan distribusi, pembangunan pabrik baru yang memerlukan proses survei dan tahapan pembangunan yang panjang, serta ketersediaan bahan baku. Namun, Melisa melihat tantangan tersebut sebagai peluang untuk pertumbuhan.
"Salah satu kunci sukses kami adalah melakukan riset pasar yang mendalam, termasuk survei kondisi hidrologi dan kebutuhan pasar sebelum memutuskan lokasi pabrik baru. Dengan cara ini, kami dapat menghemat biaya logistik dan memastikan produk kami dapat mencapai konsumen dengan lebih efisien," pungkasnya.
Baca Juga: Sariguna Primatirta (CLEO) Targetkan Penjualan Tumbuh Dua Digit di 2025
Selanjutnya: Ikatan Perusahaan Gas Bumi Minta Kenaikan Harga HGBT Lebih dari US$ 7 per MMBTU
Menarik Dibaca: Promo Superindo Hari Ini 24-27 Januari 2025, Durian Monthong-Salmon Harga Spesial
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News