kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sarinah jajaki perusahaan patungan pengeringan singkong


Selasa, 09 Agustus 2011 / 06:58 WIB
Sarinah jajaki perusahaan patungan pengeringan singkong
ILUSTRASI. Aktivitas bongkar muat batubara


Reporter: Dani Prasetya | Editor: Edy Can

JAKARTA. PT Sarinah mempertimbangkan rencana pembentukan perusahan patungan dengan Korea Selatan. Apabila Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merestui rencana patungan usaha itu maka tahun depan Sarinah bakal membentuk perusahaan fasilitas pengeringan singkong dengan Korea Selatan.

"Sekarang lagi minta izin ke Kementerian BUMN, apa kerja sama operasi atau langsung joint venture (patungan)," ujar Direktur Utama PT Sarinah (Persero) Jimmy Ghani, Senin (8/8).

Jimmy mengatakan, kerjasama ini akan memacu penyerapan singkong dari tingkat petani dan peningkatan produk yang lebih bagus. Sebab, dia bilang, Negeri Ginseng tersebut memiliki teknologi pengolahan singkong yang berkualitas tinggi.

Selain Korea Selatan, Sarinah juga memiliki opsi membentuk perusahaan patungan dengan China. Hanya saja dari segi kapasitas dan kapabilitas teknologi, Sarinah cenderung memilih Korea Selatan. "Secara kemampuan, dua-duanya siap, tinggal menunggu kesiapan kami saja," katanya.

Jimmy mengungkapkan, investasi yang dibutuhkan untuk membentuk perusahaan patungan itu sekitar US$90 juta. Pengucuran dana investasi ini akan dilakukan secara bertahap. Tahap awal, Sarinah dan rekanannya bakal menanamkan dana sebesar US$1,5 juta-US$2 juta untuk fasilitas pengering tahun depan.

Rencananya, Sarinah bakal mengekspor 5000 ton singkong senilai US$1 juta ke China. Ekspor yang sempat mundur dua bulan dari jadwal itu akan dilaksanakan pekan depan. Selain berencana ekspor ke China, Sarinah pun membidik Korea Selatan sebagai pangsa pasar singkong kering.

Selama ini kedua negara tersebut mengandalkan pasokan singkong untuk campuran minuman di Korea Selatan dan bahan bakar di China dari Vietnam dan Thailand. "Ternyata pasokan singkong dari Vietnam dan Thailand masih kurang," ujarnya.

Oleh karena itu, perusahaan pelat merah itu berniat mengembangkan volume ekspor menjadi 10.000 ton per bulan dalam jangka waktu dua bulan mendatang. Apabila tahun depan perusahaan itu sudah dilengkapi dengan fasilitas pengeringan maka jumlah ekspor pun dapat ditambah.

Selama ini, Sarinah hanya mengumpulkan singkong yang sudah dikeringkan dari petani. Lantaran proses pengeringan yang masih manual tak jarang kualitasnya tidak merata.

Jika rencana patungan fasilitas pengering terealisasi tahun depan maka Sarinah akan menyerap singkong basah. Hal tersebut diharapkan dapat mendongkrak target ekspor dari 50.000 ton pada 2011 menjadi 100.000 ton pada 2012.

Meski tak yakin target 50.000 ton bakal terealisasi sepenuhnya, Jimmy mengatakan pencapaian 40.000 ton cukup menggembirakan untuk memacu target selanjutnya dua tahun mendatang. "Kalau 150.000 ton tercapai 2013 kami bisa masuk (usaha) pengolahan," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×