Reporter: Kenia Intan | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sasa Inti menargetkan penjualan dari produk penyedap rasa Sasa mencapai Rp 4,5 triliun. Perusahaan optimistis target ini akan tercapai, sebab pasar Sasa bertumbuh lebih tinggi dibandingkan pasar Monosodium Glutamate (MSG) secara keseluruhan.
" Kalau MSG market berkembang 1%, kami berkembang 7%," kata Chief Executive Officer PT Sasa Inti Rudolf Tjandra ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (4/10).
Baca Juga: Sasa: Pasar MSG masih stabil di tahun 2019
Rudolf menjelaskan kenaikan di atas rata-rata ini salah satunya didorong dengan strategi pemasaran PT Inti Sasa, Campaign Rejuvenation yang digalakkan oleh Sasa sepanjang tahun 2019.
Pasar yang bertumbuh juga dipengaruhi dukungan dari Persatuan Dokter Gizi Klinis Indonesia (PDGKI) yang menjelaskan kepada masyarakat bahwa MSG aman digunakan.
Rudolf bilang, MSG yang diciptakan di Jepang bisa ditemui hampir di seluruh makanan dan sudah disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPO) dan FDA USA.
Baca Juga: Royco dan Sasa mengecap gurihnya bisnis penyedap
Adapun penyedap rasa Sasa masih menjadi kontributor pendapatan tertinggi untuk PT Sasa Inti, lebih dari 50%. Adapun pasar yang disasar oleh penyedap rasa Sasa sebagian masih pasar lokal.
Asal tahu saja, pertumbuhan yang positif tidak hanya dirasakan oleh produk penyedap rasa saja, tetapi juga produk-produk PT Inti Sasa yang lain, seperti penyedap rasa, tepung bumbu, santan, dan mayonnaise.
" Secara keseluruhan pasar kami sudah di atas 20%, dengan pertumbuhan yang masih triple digit," klaim Rudolf.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News