Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Panasonic Gobel Indonesia menargetkan penjualan pada tahun fiskal April 2014 sampai dengan April 2015 bertumbuh sebesar 20%. Pertumbuhan penjualan tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan penjualan Panasonic tahun fiskal sebelumnya. Dimana tahun lalu, penjualan perusahaan hanya bertumbuh 4%.
"Pada tahun lalu, kami menghadapi tantangan yang cukup berat, kurs rupiah melemah, inflasi dan cuaca yang kurang bersahabat menghambat distribusi dan mengurangi permintaan kulkas dan AC karena udara dingin," ujar Hiroyoshi Suga, President Director Panasonic Gobel Indonesia, Selasa (22/4).
Nah, untuk tahun fiskal kali ini, Panasonic yakin kondisinya berbeda dengan tahun lalu. "Berdasarkan riset dari Asian Development Bank, Gross Domestic Product Indonesia tahun ini diestimasikan 5,7%, terhitung tinggi di regional ASEAN. Untuk industri elektronik sendiri diestimasikan bertumbuh sekitar 20%, jadi kita mengikuti forecast mereka itu," tambah Rinaldi Sjarif, Vice President PT Panasonic Gobel Indonesia.
Untuk mencapai target tersebut, Panasonic telah menyiapkan sejumlah strategi. Salah satunya adalah memperkuat penjualan business to business (B2B) ke segmen usaha kecil menengah (UKM). Pasalnya sektor tersebut sedang menggeliat dan tahan krisis ekonomi, serta punya potensi bertumbuh tiap tahunnya.
Selain itu, pihaknya juga akan memperluas B2B ke segmen korporasi. Pihaknya mencoba mendekati korporasi jalan tol untuk menawarkan pemasangan solar lantern di sepanjang jalan toll. Panasonic sendiri sudah banyak melakukan B2B ke berbagai korporasi, seperti Garuda Indonesia misalnya yang menggunakan Panasonic sebagai penyedia elektronik di pesawat.
Rinaldi mengatakan pihaknya juga sudah memiliki enam produk yang telah penuhi SNI dan itu menjadi nilai tambah sendiri di mata konsumen. Adapun enam produk yang telah penuhi SNI tersebut adalah kulkas, penyejuk ruangan, kulkas dan pompa air.
Selain itu, perkembangan properti di Indonesia yang pesat merupakan peluang bagi produsen elektronik untuk bertumbuh. "Coba lihat betapa cepat pertumbuhan perumahan baru di Indonesia. Tentu setiap rumah membutuhkan alat elektronik. Televisi misalnya, kalau untuk ruang tamu satu, kamar bapak satu, kamar anak satu, itu sudah tiga. Belum alat elektronik yang lain. Itu Virgin market yang sangat potensial," terang Rinaldi.
Selain virgin market atau pembeli alat elektronik pertama, ia mengatakan replace market juga masih sangat besar. Ia mengatakan seiring berkembangnya teknologi, orang tergoda untuk mengganti alat elektronik yang lebih modern.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News