Reporter: Agung Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), salah satu agendanya soal penggunaan laba bersih tahun 2019 kemarin. Seperti yang diketahui laba bersih yang SSMS peroleh tahun lalu mencapai Rp 11,68 miliar atau turun 86,45% year on year (yoy).
Direktur Utama SSMS Vallautahan Subraminam menerangkan saat konferensi pers, Senin (29/6), seluruh perolehan laba bersih tahun lalu dijadikan sebagai saldo laba ditahan. Sehingga tahun ini para pemegang saham SSMS memutuskan belum ada pembagian dividen.
“Secara finansial pada tahun 2019 SSMS mengalami penurunan dari ekspektasi. Hal tersebut karena adanya penurunan angka penjualan pada tahun 2019 mencapai Rp 3,27 triliun dibandingkan tahun 2018 yang sebesar Rp 3,71 triliun," ujar Vallautahan.
Baca Juga: Permintaan CPO diperkirakan membaik pada semester II 2020, ini sebabnya
Penurunan tersebut dikarenakan nilai penjualan harga minyak sawit mentah (CPO) turun di awal 2019, walaupun di hari-hari terakhir tahun 2019 mengalami penguatan. SSMS memang masih bisa membukukan laba usaha di 2019 meski mengalami penurunan dibandingkan tahun 2018.
Pada tahun 2019, SSMS menghasilkan total produksi tandan buah segar (TBS) mencapai 1.521.602 metrik ton dengan yield sebesar 21,98 metrik ton per hektare. Jumlah itu turun dibandingkan produksi tahun 2018 yang mencapai 1.616.441 ton dengan yield sebesar 24,4 metrik ton per ha.
Dengan adanya dua tambahan pabrik baru pada akhir tahun 2019, SSMS sebenarnya memiliki kapasitas produksi 540/ton TBS per jam. Lewat kapasitas tersebut, SSMS akan memperbaiki kinerja di tahun 2020, dimana SSMS akan menambah kapasitas penggilingan sebesar 150 metrik ton (MT) per jam.
Menurut Vallautahan, ini akan memberikan dukungan usaha bagi SSMS untuk semakin kuat menyokong pertumbuhan kinerja pada tahun 2020. "Pertumbuhan volume CPO yang diproses memungkinkan perusahaan untuk mengambil keuntungan lebih besar dari harga yang lebih ketat dalam produk inti CPO kami pada tahun 2020," terangnya.
Vallauthan melanjutkan, untuk meningkatkan mutu produksi CPO maupun produk turunannya bagi pasar ekspor, SSMS secara kontinyu meningkatkan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) pada usaha hilir. Sertifikasi ISPO pada SSMS telah mencapai 80% dari total perkebunannya di tahun 2019.
Baca Juga: Ekspor CPO masih surplus, pelaku usaha dukung kebijakan ekspor di era new normal
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News