Reporter: Yudho Winarto | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Pemerintah berupaya tetap menjaga laju pertumbuhan ekonomi positif meski Indonesia berada di tengah ketidakpastian perekonomian global. Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia dipatok sebesar 6% untuk kurun waktu dua tahun mendatang.
Hal tersebut disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam kata pengantarnya di sidang kabinet terbatas di Kementerian Perindustrian, Jumat (27/7). Untuk itu, Presiden bilang akan berusaha mengoptimalkan tiga sektor yakni; perindustrian, perdagangan, dan investasi.
"Pertemuan kami ini fokus kepada apa yang mesti dilakukan untuk ketiga sektor itu untuk dua tahun terakhir, ini untuk memastikan bahwa perekonomian kita terjaga," kata SBY.
Sektor perindustrian memiliki kontribusi meningkatkan kinerja sektor riil dan membuka lebih banyak lapangan pekerjaan. "Sebenarnya juga membangun masyarakat industri yang sangat penting bagi upaya bangsa menuju negara maju di abad 21," jelasnya.
Sementara itu, perdagangan memiliki kontribusi penting dalam pertumbuhan perekonomian, terlebih ketika pasar global mengalami masalah seperti saat ini. Sementara perdagangan domestik juga tidak boleh diabaikan.
Terlebih kebijakan perekonomian tidak hanya berorientasi ekspor tetapi juga menekankan perdagangan dalam negeri. "Sungguh pun demikian, karena masih ada ruang dan potensi untuk tumbuh, maka upaya meningkatkan ekspor harus tetap dijalankan," katanya.
Sedangkan penanaman modal atau investasi, SBY mengaku akan mengubah perekonomian pada jangka menengah dan panjang. "Kami sudah punya master plan MP3EI, kami ingin mengubah tatanan perekonomian di negeri ini misalnya di bidang mineral, tidak hanya usaha pengolahan tambang tetapi juga industri pertambangan," jelasnya.
Kesimpulannya, penekanan pada tiga sektor itu untuk mempertahankan laju pertumbuhan, membuka lapangan pekerjaan, dan mengurangi kemiskinan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News