Reporter: Edy Can, Bloomberg | Editor: Edy Can
JAKARTA. Sebanyak 15 produsen timah sepakat memperpanjang pelarangan ekspor timah. Kesepakatan ini untuk mendongkrak harga timah yang turun akibat kelebihan pasokan.
Direktur PT Bangka Belitung Timah Sejahtera Johan Murod mengatakan, kesepakatan ini diambil dalam pertemuan yang berlangsung di Pangkalpinang, Bangka Belitung, Jumat (28/10) malam. "Kami juga akan meminta perusahaan timah lainnya yang tidak hadir dalam pertemuan kemarin termasuk PT Timah dan PT Koba Tin yang setuju menghentikan ekspor," kata Murod.
Produsen timah lokal sepakat menghentikan ekspor sejak 1 Oktober lalu setelah harga timah terjun 17% pada September lalu. Para produsen ini tidak akan mengeksport bila harga timah tidak mencapai US$ 25.000 per metrik ton. Kemarin, harga timah masih di level US$ 22.100 per metrik ton.
Murod mengatakan, para produsen timah akan kembali bertemu untuk membahas kuota ekspor dan membentuk pasar timah lokal sebagai alternatif dari London Metal Exchange. Selain itu, dia mengatakan, perusahaan-perusahaan tima ini akan bertemu dengan menteri perdagangan untuk membahas keputusan tersebut.
"Kami berharap menteri perdagangan bisa memainkan perannya sebagai regulator dalam perdagangan luar negeri dan mendukung keputusan tersebut. Kami ingin pemerintah pusat juga membuat regulasi karena kami tidak bisa mengatur produsen timah di Riau dan Kalimantan," katanya.
Indonesia merupakan produsen dan eksportir timah terbesar di dunia. Menurut Manager Riset ITRI Ltd. Peter Kettle, pangsa pasar ekspor timah Indonesia sebesar 40% di seluruh dunia.
Dalam sembilan bulan pertama, ekspor timah sudah mencapai 73.223 metrik ton. Angka ini naik sebesar 9,3% dari periode yang sama tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News