kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   0,00   0,00%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sebanyak 20 investor baru siap berinvestasi di kawasan industri Jateng tahun ini


Senin, 18 Maret 2019 / 18:34 WIB
Sebanyak 20 investor baru siap berinvestasi di kawasan industri Jateng tahun ini


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kawasan industri di Jawa Tengah kian prospektif oleh investor baru. Pada tahun ini diproyeksikan ada sekitar 20 tambahan investor baru yang akan segera merealisasi investasi di kawasan ini dengan total estimasi investasi mencapai US$ 1,5 triliun.

Head of Sales & Marketing PT Kawasan Industri Kendal (KIK) Juliani Kusumaningrum mengatakan, sampai Februari 2019, tercatat sudah ada 51 tenant yang akan investasi di KIK. Adapun perusahaan yang sudah beroperasi di kawasan industri Kendal di antaranya PT Tat Wai, PT APP Timber, PT Ganda Sugih Arthaboga, PT MMI, PT Kendal Eco Furindo, PT Roda Maju Bahagia dan Shophouses.

Juliani menjelaskan, investor baru ini karena juga dampak dari pembangunan tol trans Jawa yang sudah selesai dibangun pemerintah. Sehingga investor baru percaya pembangunan infrastuktur akan mempermudah akses jalan logistik barang dari Kendal ke kota lainya.

"Jawa Tengah tidak hanya dilihat sebagai connecting hub saja tetapi sebagai alternatif lokasi untuk ekspansi dengan keunggulan competitive manpower," kata Juliani kepada Kontan.co.id, Senin (18/3).

Ada enam sektor industri yang dikejar untuk mengisi kawasan industri KIK. Yakni industri makanan, furnitur, fesyen, otomotif, elektronik dan juga logistik.

Untuk menarik investor KIK juga menyiapkan Ready Built Factory yang berjumlah 14 units dan occupancy sekarang mencapai 67%. Bangunan tersebut sudah ada dan siap dipakai. KIK menawarkan 2 skema yakni pembelian dan penyewaan.

"Ini dikhususkan untuk incubator – para calon investor yang dalam tahap start up atau juga untuk trial operation sementara pabriknya di KIK sedang dibangun," kata Juliani.

Pembangunan KIK direncanakan sampai tiga tahap dengan total lahan seluas 2.700 hektare (ha) untuk menjadi kawasan industri terpadu yang didukung oleh pengembangan zona industri, area komersil, ritel dan permukiman. "Untuk perumahan akan dikembangan dalam dua sampai tiga tahun dari sekarang," katanya.

Dalam laporan keuangan PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) pada kuartal III-2018 tercatat total nilai aset KIK sebesar Rp 1,56 triliun atau naik dari periode tahun sebelumnya sebesar Rp 1,50 triliun.

Sebelumnya pada Januari lalu, Presiden Direktur dan CEO KIK Stanley Ang merinci pada tahun 2018 sudah ada 48 perusahaan yang menyatakan minatnya untuk investasi di KIK, ditambah dua perusahaan yang sudah deal pada Januari 2019.

“Dua perusahaan yang akan segera mengeksekusi usahanya di KIK, yakni satu dari sektor industri baja yang merelokasi pabriknya, dan satu lagi industri pengemasan yang melakukan ekspansi,” ujarnya beberapa saat lalu.

Stanley menargetkan, pada kuartal II-2019, investor akan tumbuh lebih kencang sebab kondisi akan lebih stabil. “Investor dalam negeri tak lagi wait and see melihat kondisi politik, sedangkan kondisi perang dagang juga diperkirakan mereda,” ungkapnya.

KIK dibangun oeh PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) dengan Sembcorp Development Indonesia Pte. Ltd., anak perusahaan Sembawang Development Ltd. asal Singapura.

Dari catatan Kementerian Perindustrian, sebagai kawasan industri terintegrasi pertama di Jawa Tengah, KIK memilki potensi penyerapan investasi hingga Rp 200 triliun dan tenaga kerja sebanyak 500.000 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×