Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten furnitur kompak mencatatkan penurunan penjualan di semester I 2020, sebut saja PT Chitose Internasional Tbk (CINT) dan PTGema Grahasarana (GEMA). Melansir laporan keuangan CINT di semester I 2020, penjualan Chitose turun 8,4% year on year (yoy) menjadi Rp 136,27 miliar.
Meski penjualan turun, CINT mencatatkan laba selisih kurs bersih senilai Rp 1,78 miliar dari yang sebelumnya rugi selisih kurs senilai Rp 255,67 juta di semester I 2019. Selain itu, CINT juga membukukan pendapatan bunga Rp 117,83 juta serta laba penjualan aset Rp 18,14 juta.
Alhasil CINT tetap bisa menjaga labanya di semester I 2020 senilai Rp 1,21 miliar dari sebelumnya di periode paruh pertama 2019 mencatatkan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke entitas induk Rp 8,45 miliar.
Sekretaris perusahaan Chitose Internasional Helina Widayani memaparkan penurunan penjualan karena dampak dari pandemi Corona. Menurutnya kondisi semakin terasa berat memasuki kuartal kedua tahun ini saat pasar mulai tidak menyerap produk regular CINT.
Baca Juga: Chitose Internasional (CINT) tetap optimistis dapat mengejar target yang ditetapkan
Helina bilang hal ini bisa terlihat dari turunnya permintaan produk oleh jaringan distributor CINT. Adapun turunnya permintaan pasar menyebabkan aktivitas operasional juga terhambat.
"Oleh karenanya, sementara aktivitas operasional menyesuaikan dengan permintaan penjualan dengan tetap menjaga protokol pencegahan penyebaran Covid-19 tentunya," jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (1/9).
Adapun di tahun ini dengan pandemi Covid-19, CINT menahan beberapa biaya yang harus dikeluarkan seperti biaya promosi marketing. Helina mengakui adanya perubahan dari offline ke online cukup mempengaruhi pengeluaran biaya yang sudah dianggarkan. Kemudian ada keuntungan kurs yang CINT peroleh dari kegiatan ekspor yang cukup stabil.
Di sisi lain, CINT juga melakukan inovasi product yang menjawab kebutuhan new normal, seperti devider, stand sanitizer, matress/kasur sehat, serta focus produk pada kebutuhan furniture rumah sakit, office dan pendidikan.
Baca Juga: Bisnis industri mebel diprediksi kembali normal pada tahun 2021
Emiten lainnya, PT Gema Grahasarana Tbk (GEMA) turut mencatatkan penurunan penjualan sebesar 14,5% yoy menjadi Rp 428,06 miliar. Adapun laba neto tahun berjalan GEMA merosot hingga 87,6% yoy menjadi hanya Rp 1,85 miliar dari sebelumnya Rp 15,07 miliar di semester I 2019.
Melansir catatan Kontan.co.id sebelumnya, Corporate Secretary Gema Grahasarana Felrina Sutandi mengatakan, pihaknya sedang fokus untuk memperbaiki kinerja perusahaan tersebut secara menyeluruh. Adapun Ferlina mengatakan GEMA menyiapkan sejumlah strategi yakni melakukan transformasi digital dan menghadirkan variasi produk baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News