Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Sejumlah ruas jalan tol di Indonesia yang masih sepi pengguna menimbulkan pertanyaan mengenai efektivitas dan keberlanjutan investasi Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). Salah satu solusi utama yang disarankan adalah perlunya penyesuaian tarif agar tidak memberatkan masyarakat.
Peneliti Senior Inisiasi Strategis Transportasi (Instran) Deddy Herlambang mengatakan, meskipun merupakan investasi, jalan tol pada dasarnya memiliki tujuan untuk menumbuhkan perekonomian di suatu wilayah.
"Tol sepi karena memang tujuannya untuk menumbuhkan bangkitan ekonomi suatu wilayah. Memang baiknya tol jangan mahal-mahal bila masih sepi," ujar Deddy kepada Kontan.co.id, Kamis (27/11/2025).
Baca Juga: Targetkan Produksi Aluminium Hijau, Inalum Terbitkan EPD untuk Produk Aluminium G1
Deddy mencontohkan, salah satu ruas tol yang belakangan ini masih menghadapi isu sepi adalah ruas Kunciran - Serpong. Walaupun riset spesifik mengenai semua ruas sepi belum tersedia, dia bilang, masalah sepinya pengguna di beberapa ruas menjadi indikasi bahwa tarif perlu ditinjau ulang.
Jika tarif dirasa terlalu mahal, masyarakat cenderung memilih jalan non-tol. Hal ini pada akhirnya mengganggu tujuan utama pembangunan tol sebagai pendorong ekonomi regional.
Mengenai inisiatif penurunan atau diskon tarif, Deddy menegaskan bahwa tanggung jawab utama kerugian operasional akibat sepinya pengguna berada di tangan BUJT.
"Sebenarnya bila jalan tol sepi itu tanggung jawab BUJT, jadi bukan tanggung jawab pemerintah," tegasnya.
Sebelumnya, Anggota Komisi V DPR RI, Yasti Soepredjo Mokoagow menyoroti sepinya ruas tol Manado-Bitung yang membuat negara harus menanggung subsidi triliunan rupiah.
Baca Juga: Bahlil Sebut Ekspor Freeport Tak Pernah Tertahan Meski Ekonomi Papua Tengah Turun
Yasti menyebut, lalu lintas harian (traffic) Tol Manado-Bitung jauh di bawah asumsi yang tertera dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT). Berdasarkan temuannya di lapangan, kondisi ini membuat negara merugi hingga lebih dari Rp 300 miliar per tahun.
"Sampai hari ini jalan tol Manado-Bitung itu masih rugi, dan setiap tahun kalau saya tidak salah, lebih dari Rp 300 miliar pemerintah harus memberikan subsidi," kata Yasti dalam Rapat Kerja bersama Kementerian Pekerjaan Umum (PU), di Kompleks Parlemen, Rabu (26/11/2025).
Untuk meningkatkan minat pengguna jalan tol, Yasti mengusulkan agar pemerintah sepakat dengan BUJT untuk memberikan diskon tarif tol. Kebijakan ini dinilai perlu dilakukan agar masyarakat sekitar terbiasa menggunakan jalan tol.
Menurutnya, kerugian di tol tersebut akan semakin besar jika dikalkulasikan dengan anggaran preservasi (pemeliharaan) jalan nasional Manado-Bitung yang rusak akibat kendaraan yang enggan masuk tol.
"Kerugian di jalan tol ditambah dengan preservasi, anggaran untuk preservasi di jalan Manado-Bitung itu lebih dari Rp 400 miliar. Kenapa kalau kita memberikan diskon dulu ya, kita banting harga dulu untuk jalan tol, agar masyarakat terbiasa dulu menggunakan jalan tol itu," pungkasnya.
Selanjutnya: Katalog Promo JSM Alfamidi Spesial Gajian Periode 27-30 November 2025, Hanya 4 Hari!
Menarik Dibaca: Katalog Promo JSM Alfamidi Spesial Gajian Periode 27-30 November 2025, Hanya 4 Hari!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













