kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sektor bisnis medis, e-commerce, dan FMCG masih tumbuh di tengah pandemi corona


Minggu, 05 April 2020 / 11:27 WIB
Sektor bisnis medis, e-commerce, dan FMCG masih tumbuh di tengah pandemi corona
ILUSTRASI. Warga beraktivitas di rumahnya di Kelurahan Mappala, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (25/3/2020). Sektor bisnis medis, e-commerce, dan FMCG masih meningkat di tengah pandemi corona. ANTARA FOTO/Arnas Padda/yu/hp.


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tidak semua sektor bisnis pun anjlok. Ada sektor-sektor relevan yang justru bisnisnya membaik. Sebut saja sektor medis dan kesehatan, perdagangan online atau e-commerce, sampai fast moving consumer goods (FMCG).

"Dalam pantauan kami, ada beberapa kategori produk malah meningkat. Minyak goreng sudah pasti, karena masyarakat tidak ke mana-mana. Produk kesehatan seperti sabun cair, tisu, sampai vitamin apalagi. Bahkan sampai es krim pun ikut naik. Bisa jadi karena pelajar tinggal di rumah sehingga konsumsinya tinggi," ujar Ricky Afrianto, Global Marketing Head PT Mayora Indah Tbk, dalam Rakernas Indonesia Marketing Association (IMA) yang diselenggarakan online, Jumat (3/4) lalu.

Baca Juga: Bank BJB ikut berikan keringanan kredit kepada debitur terdampak corona

Apalagi, lanjutnya, produk FMCG yang sangat kuat di offline kini harus beralih distribusinya secara online. Beberapa produk mulai beradaptasi dengan penjualan via e-commerce, yang ternyata lonjakannya signifikan.

Salah satu tantangan yang masih harus dihadapi adalah nilai tukar mata uang, yang diharapkan terjaga karena imbasnya bisa kepada harga jual. Pasalnya bahan baku sektor FMCG masih banyak yang impor.

Kegiatan promosi offline sudah pasti harus stop. Namun dengan jumlah penonton televisi meningkat tajam, spending dialihkan dan ditingkatkan ke arah sana. Kesempatan pun seharusnya terbuka lebar untuk sektor lain seperti tekstil. Sektor ini terdampak karena bahan baku masih ada yang impor dari China.

Baca Juga: Menkumham bantah akan bebaskan koruptor karena penyebaran virus corona

"Kalo sekarang kancingnya saja masih impor dan industri berhenti karena tidak ada supply, pemain lokal bisa memanfaatkan ini. Sehingga nanti tidak bergantung impor karena sudah diisi oleh supplier lokal," ujar Komisaris Rajawali Corpora YW Junardy.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×