Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor hulu minyak dan gas bumi (Migas) memastikan komitmen untuk memenuhi kebutuhan gas dalam negeri.
Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas Arief Setiawan Handoko mengatakan, realisasi pasokan gas untuk domestik dalam lima tahun terakhir selalu berada di atas 58%.
"Sebenarnya kewajiban DMO sesuai aturan adalah 25% dari porsi produksi gas bumi yang menjadi bagian Kontraktor KKS. Sedangkan realisasi pasokan gas untuk domestik selalu melampaui angka tersebut," ujar Arief dalam keterangan resmi, Minggu (9/1).
Menurut catatan SKK Migas, dari volume gas yang dipasok untuk domestik, penyerapan terbesar adalah sektor industri dengan porsi 28% dan sektor kelistrikan dengan porsi 20%.
Baca Juga: Tarik Minat Investor, Kementerian ESDM Roadshow Lelang WK Migas Tahap II
Di luar itu, gas bumi juga digunakan untuk kepentingan lain, misalnya untuk lifting minyak bumi atau untuk mendukung program pemerintah misalnya jaringan gas kota (Jargas) dan bahan bakar gas (BBG).
Arief menegaskan, besarnya pasokan untuk sektor kelistrikan. Menurutnya, data tersebut menunjukkan bahwa sektor kelistrikan selalu menjadi prioritas utama pasokan gas dari sektor hulu migas.
"Setiap ada cadangan baru, PLN selalu kita prioritaskan untuk kita pasok sebelum kita putuskan untuk memasarkan gas ke pembeli lain," kata Arief.
Arief melanjutkan, sebagai pembeli gas bumi, PLN juga mendapatkan keistimewaan dibandingkan pembeli lain, yaitu mendapatkan fleksibilitas untuk memanfaatkan gas dari satu sumber di hulu migas di beberapa wilayah pembangkit PLN.
Fleksibilitas ini dikenal dengan istilah skema multidestinasi. Penerapan skema ini sudah diterapkan pada beberapa kontrak baik yang pembelinya langsung oleh PLN maupun badan usaha niaga lainnya.