Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Kepercayaan Industri (IKI) masih melaju di zona ekspansi atau di atas level 50. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat IKI Agustus 2025 berada di level 53,55 atau meningkat 0,66 poin dibandingkan IKI Juli 2025 sebesar 52,89.
Secara tahunan, IKI Agustus 2025 meningkat 1,15 poin dibandingkan IKI Agustus 2024 yang kala itu berada di level 52,40. Adapun, nilai IKI didapat dari survei dan analisis terhadap 23 sub sektor industri pengolahan non-migas.
Baca Juga: IKI Mei 2025 Naik Jadi 52,11 Terdongkrak Pesanan Baru di Industri Manufaktur
Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arief menerangkan bahwa pada survei IKI Agustus 2025, terdapat 21 sub sektor yang mengalami ekspansi. Sub sektor yang ekspansi memiliki kontribusi jumbo, yakni sebesar 95,6% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) industri pengolahan non-migas per triwulan II-2025.
Dua sub sektor dengan nilai IKI tertinggi adalah industri alat angkutan lainnya dengan Klasifikasi Baku Lapangan usaha Indonesia (KBLI) 30, dan industri pencetakan dengan dan reproduksi media rekaman (KBLI 12). Sedangkan dua sub sektor yang mengalami kontraksi adalah industri barang logam bukan mesin dan peralatannya (KBLI 25), serta industri reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan (KBLI 33).
Febri melanjutkan, nilai IKI dibentuk oleh tiga variabel, yakni pesanan baru, persediaan produk, dan produksi. Pada bulan Agustus 2025, nilai variabel pesanan baru melonjak 2,98 poin dari bulan sebelumnya ke level 57,38.
Variabel persediaan produk juga mengalami ekspansi dengan lonjakan 2,05 poin atau mencapai 57,04. Berbeda arah dengan variabel produksi yang masih mengalami kontraksi, anjlok 4,15 poin ke level 44,84.
Febri membeberkan, kenaikan variabel pesanan baru menandakan bahwa permintaan atas produk industri manufaktur Indonesia mengalami kenaikan. Kondisi ini juga tergambar dari IKI Ekspor bulan Agustus 2025 yang meningkat 0,76 poin secara bulanan ke level 54,11.
IKI Domestik juga naik sebanyak 0,48 poin ke posisi 52,64.
"Artinya demand atas produk manufaktur Indonesia baik permintaan ekspor maupun domestik itu tinggi," kata Febri dalam konferensi pers rilis IKI Agustus 2025, Kamis (28/8/2025).
Sementara itu, kenaikan variabel persediaan produk menandakan ketersediaan barang di gudang atau stok mengalami peningkatan. Penumpukan stok merupakan hasil dari produksi barang industri manufaktur pada bulan-bulan sebelumnya.
"Kalau permintaan naik, dari mana industri memenuhinya? sementara dari produk yang menumpuk di gudang. Jadi produk yang diproduksi sebelumnya masih banyak, itu yang digunakan untuk memenuhi permintaan domestik dan ekspor yang naik," terang Febri.
Baca Juga: Indeks Kepercayaan Industri Melambat Jadi 52,98 pada Maret 2025
Soal kontraksi variabel produksi, Febri mengungkapkan bahwa kondisi ini terjadi akibat sejumlah pelaku industri menahan tingkat produksi. Lantaran masih memasang sikap wait and see mencermati dinamika ekonomi di dalam negeri maupun faktor global, termasuk dampak dari kesepakatan tarif dagang dan gejolak geo politik.
Febri lantas merujuk data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan bahwa impor bahan baku cenderung stagnan. Begitu juga untuk pembelian bahan baku dari domestik.
Selain itu, faktor lainnya adalah kendala dari sisi pasokan gas industri yang sempat tersendat, terutama bagi industri pengguna Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT).
"Karena pasokan gas kemarin sempat tidak stabil, membuat industri pengguna gas deg-degan," ungkap Febri.
Febri bilang, Kemenperin telah merespons kendala tersebut, termasuk melakukan koordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Dengan begitu, Febri berharap pasokan gas industri dan kebijakan HGBT bisa terealisasi tanpa kembali tersendat.
"Memastikan jaminan stabilitas pasokan gas, terutama HGBT untuk industri. Sehingga sampai saat ini kami sudah mendapat laporan dari industri bahwa pasokan gas mereka sudah stabil dan dengan harga yang sesuai regulasi," tandasnya.
Selanjutnya: Kesejahteraan Keluarga Lebih Terjamin dengan Delapan Prinsip Keuangan 2025, Simak
Menarik Dibaca: Kesejahteraan Keluarga Lebih Terjamin dengan Delapan Prinsip Keuangan 2025, Simak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News