Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto
Namun, mengingat pariwisata internasional masih terus dikelilingi oleh ketidakpastian, industri agri-food perlu bekerja sama dengan pemerintah untuk mengidentifikasi cara-cara lain agar mampu berkembang di era kenormalan baru saat ini.
Ia bilang, laporan ini menunjukkan adanya kinerja yang kuat dari industri agri-food serta betapa pentingnya sektor ini dalam mendorong pergerakan ekonomi nasional.
Akan tetapi, laporan ini juga menunjukkan bagaimana Indonesia menghadapi risiko pemulihan tertinggi di Asia Tenggara, dengan defisit fiskal yang terus memburuk yang dapat berpotensi menciptakan tekanan biaya pada rantai pasokan makanan, sehingga pada akhirnya dapat berdampak pada sektor pangan nasional.
“Sebagai sumber lapangan pekerjaan utama, sektor publik dan swasta harus bekerja sama untuk menopang dan mengangkat industri ini, serta memastikan terus terdorongnya peluang-peluang kerja,” kata Lukman dalam keterangan resmi, Jumat (27/5).
Baca Juga: Menggenjot industri makanan dan minuman bisa dengan bantuan teknologi
Direktur Eksekutif FIA Matt Kovac membahas tentang adanya kebutuhan untuk memahami lanskap risiko saat ini dan yang akan datang, sebelum menerapkan langkah-langkah nyata untuk menghidupkan kembali ekonomi pasca Covid-19.
Kovac mengatakan, laporan tersebut menyoroti berbagai tantangan substansial jangka pendek dan panjang yang dihadapi oleh sektor agri-food di Indonesia.
Selain itu, juga penting bagi para pembuat kebijakan untuk menyadari dan mengatasi risiko-risiko tersebut, mengingat besarnya skala kontribusi sektor ini terhadap lapangan pekerjaan dan PDB Indonesia.
"Dengan adanya tantangan besar yang diproyeksikan untuk tahun 2021, sangatlah penting bagi Indonesia untuk tetap memperhatikan hal ini dengan berbagai kebijakan yang dapat berdampak pada industrinya,” ujarnya.