kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sektor pertanian sumbang penurunan inflasi harga pangan


Jumat, 28 Desember 2018 / 17:27 WIB
Sektor pertanian sumbang penurunan inflasi harga pangan
ILUSTRASI. Aktivitas pasar tradisional


Reporter: Kiki Safitri | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) mengklaim inflasi pangan sepanjang 2014 - 2018 sebesar 0,26%. Inflasi pangan ini diklaim lebih rendah daripada inflasi pangan pada tahun 2017 sebesar 1,26%. Penurunan inflasi ini diklaim tak terlepas dari peran sektor pertanian dalam mengendalikan inflasi di harga pangan.

Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kemtan Agung Hendriadi mengatakan, upaya yang dilakukan Kemtan dalam mengendalikan inflasi pangan dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu ketersediaan, distribusi, dan ketermanfaatan. Aspek ketersediaan pangan dilakukan melalui peningkatan produksi pangan, menjaga luas tanam bulanan sesuai kebutuhan, serta mendekatkan pusat produksi kepada konsumen.

Sementara dari aspek distribusi pangan, Kemtan berupaya menjaga pasokan dan harga pangan. Salah satu terobosan Kemtan di Tahun 2018 adalah mendorong kemudahan distribusi pangan dan efisiensi tata niaga adalah mengembangkan e-commerce Toko Tani Indonesia (TTI).

“Rantai pasok antara petani sebagai produsen dengan konsumen bisa sangat panjang. Karana itu, kami turut mengembangkan e-commerce TTI. Ini dilakukan untuk memangkas rantai pasok. Melalui layanan online berbasis aplikasi ini, TTI sebagai outlet dapat memesan beras segar langsung kepada Gapoktan,” jelas Agung.

Belum sampai setahun jangkauan e-commerce TTI di wilayah Jabodetabek berkembang dengan cepat. Tercatat sebanyak 291 Gapoktan dan 1.140 TTI ikut dalam e-commerce, dengan transaksi penjualan mencapai Rp 8,60 Miliar.

Selain e-commerce, Agung menyebutkan Kementan turut membantu proses distribusi dengan secara intensif mengendalikan pasokan pada Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), monitoring harga pangan harian, melaksanakan operasi pasar bila diperlukan, dan mengembangkan lumbung pangan masyarakat.

Pada aspek pemanfaatan pangan, Agung menuturkan pihaknya menjalankan program untuk mengendalikan pola konsumsi masyarakat dengan menjaga ketersediaan dan kebutuhan pangan.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×