kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sektor properti lesu, produsen keramik fokus ke pasar ritel


Selasa, 26 Juni 2018 / 15:15 WIB
Sektor properti lesu, produsen keramik fokus ke pasar ritel
ILUSTRASI. Keramik Kokoh Inti Arebama (KIA atau KOIN)


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belum meningkatnya sektor properti menyebabkan pebisnis keramik harus pandai-pandai dalam menangkap peluang. Salah satunya menggenjot penjualan di segmen ritel.

Produsen keramik seperti PT Keramika Indonesia Asosiasi Tbk (KIAS) tak menampik bahwa segmen properti saat ini kian mengecil. "Karenanya kami memang fokus di ritel," ujar Handono Warih, Direktur Independen PT  Keramika Indonesia Asosiasi Tbk usai paparan publik perseroan, Selasa (26/6).

Untuk itulah perseroan meluncurkan berbagai portofolio produk yang menyasar segmen medium di ritel. Seperti launching produk ukuran 30 cm x 30 cm yang telah dilakukan sebelumnya.

"Setiap launching kami lakukan riset sebelumnya, sejauh mana dapat menunjang pasar," kata Handono. 

Perusahaan ini mengatakan bahwa hampir 70% portofolio produknya menyasar segmen produk medium tersebut.

Asal tahu saja, mayoritas penjualan keramik KIAS diserap oleh pihak berelasi PT Kokoh Inti Arebama Tbk (KOIN). KIAS menjual produknya kepada KOIN sekitar Rp 189 miliar atau 89,12% dari total pendapatan bersih di kuartal I-2018.

Terdapat tiga jenis keramik yang diproduksi KIAS, yakni keramik dinding, genteng dan lantai. Jenis keramik lantai mendominasi penjualan perseroan sebesar 55% atau Rp 118 miliar pada kuartal I-2018.

Tak beda jauh dengan KIAS, PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) juga menggenjot penjualan di pasar ritel. Produsen keramik ini malah akan menambah lini produksi untuk menghasilkan keramik ukuran 50 cm x 50 cm.

Perseroan telah menyiapkan rencana penambahan kapasitas produksi pabrik keramik tersebut di Sumatra Selatan, yang semula 8 juta meter persegi per tahun menjadi 14 juta meter persegi per tahun di 2019 nanti.

Selain menambah kapasitasnya, ARNA juga berencana memperkuat memperkuat jaringan distribusi untuk mempenetrasi pasar ritel. "Kami tetap fokus pada pemakai (konsumen) akhir dengan memperkuat jaringan distribusi ritel," ujar Edy Suyanto, Direktur PT ARNA.

Oleh karena itu, ARNA berencana menambah sub distributor di luar Pulau Jawa. "Semester kedua nanti kami tambah sub distributor di Aceh, Ambon, Singkawang dan Kupang guna melengkapi 46 subdistributor kami yang telah tersebar di seluruh Indonesia," urai Edy.

ARNA juga menargetkan mampu menguatkan pasar ritel melalui outlet modern bahan bangunan di kota-kota besar di Indonesia. Berkaca pada laporan keuangan ARNA di kuartal I 2018, meski penjualan di Jawa masih mendominasi bisnis perseroan 63,5% namun pertumbuhannya year on year (yoy) berada di bawah Luar Jawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×