kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sektor tambang lesu, penjualan alat berat tersendat


Senin, 14 Oktober 2019 / 19:47 WIB
Sektor tambang lesu, penjualan alat berat tersendat
ILUSTRASI. Penjualan alat berat tahun ini turun lantaran sektor tambang tengah lesu.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar alat berat masih lesu. PT United Tractors Tbk (UNTR, anggota indeks Kompas100) contohnya, hingga Agustus 2019 mencatatkan penjualan alat berat sebanyak 2.359 unit atau turun 26% dari periode sama tahun lalu yang mencapai 3.221 unit.

Sekretaris Perusahaan United Tractors Sara K. Loebis mengatakan, penurunan penjualan alat berat dipengaruhi faktor harga komoditas yang tertekan. Sektor tambang masih menyerap penjualan alat berat paling besar UNTR dengan porsi 44%. Disusul sektor konstruksi sebesar 29%, sektor kehutanan 14%, dan sektor agro 13%.

Melihat kondisi ini, UNTR pun menurunkan target penjualan alat berat hingga akhir tahun 2019 menjadi 3.600 unit saja dari sebelumnya 4.000 unit. Menghadapi lesunya pasar, Sara bilang, UNTR akan memperkuat layanan product support atau penjualan suku cadang dan perbaikan atau servis.

Baca Juga: Volume produksi dan penjualan alat berat masih melemah

"Layanan ini juga menghasilkan pendapatan sehingga menjadi pengimbang apabila penjualan alat berat agak melambat," terang Sara ketika dihubungi Kontan.co.id, Senin (14/10).

Asal tahu saja, UNTR merupakan distributor peralatan berat di Indonesia dengan produk-produk seperti Komatsu, UD Trucks, Scania, Bomag, Tadano, dan Komatsu Forest.

Tidak jauh berbeda dengan UNTR, PT Wahana Inti Selaras, distributor truk dan alat berat Volvo di Indonesia, turut merasakan hal yang sama.

Dalam kesempatan sebelumnya, Chief Executive Officer PT Wahana Inti Selaras Bambang Prijono menyampaikan kepada Kontan.co.id bahwa penjualan alat berat Volvo diprediksi menurun hingga 22% sesuai dengan kondisi pasar. Adapun penurunan salah satunya disebabkan lesunya sektor tambang.

Dalam situasi seperti ini, Volvo akan memperkuat layanan after sales atau purna jual.  Layanan purna jual dianggap bisa menjadi daya tarik bagi konsumen.

Baca Juga: Operasional bisnis batubara United Tractors (UNTR) naik, penjualan alat berat turun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×