kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sektor telekomunikasi memiliki potensi tumbuh besar di masa pandemi


Selasa, 21 April 2020 / 20:29 WIB
Sektor telekomunikasi memiliki potensi tumbuh besar di masa pandemi
ILUSTRASI. Pekerja melakukan perawatan menara (tower) telekomunikasi milik PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, Jakarta, Rabu (18/9/2019).


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -   JAKARTA. MarkPlus, Inc. mengungkapkan, sektor telekomunikasi di masa Covid-19 memiliki potensi tumbuh besar karena kebutuhan internet di masa work form home juga besar. Menurut Founder & Chairman MarkPlus, Inc. Hermawan Kartajaya, sektor telekomunikasi berpotensi terdampak.

"Sektor ritel atau layanan langsung ke konsumennya mungkin tidak. Tapi ada sektor korporasi yang kesulitan. Artinya layanan seluler di sektor korporasi harus surviving atau bertahan. Kalau layanan ritel atau customer harus servicing. Memberikan lebih banyak dari biasanya, karena pasti sedang growing," ujar Hermawan dalam video conference, Selasa (21/4).

Seperti yang diketahui, Menurut data pemerintah, traffic internet selama masa Covid-19 ini naik 5% sampai 10%.

Baca Juga: Jawa Timur catatkan investasi terbesar pada triwulan I-2020 yakni Rp 31,4 triliun

Walau begitu, Hermawan berharap penyedia internet ritel tetap harus bisa preparing atau bersiap jika Covid-19 ini selesai. Akan sangat disayangkan jika pertumbuhan hanya dirasakan saat ini, namun selesai Covid-19 menurun.

Siti Choiriana, Direktur Consumer Service PT Telkom menuturkan bahwa hingga kini penggunaan Indiehome naik di beberapa segmen, terutama edukasi yang naik aksesnya mencapai 60%. Akses game juga naik 28%. E-commerce walau tidak setajam edukasi, tetap naik 18%.

"Yang turun akses ke media berita, sebesar -5%. Kami mengindikasikan bahwa masyarakat mulai mengurangi berita karena ada rasa takut mengonsumsi konten terkait Covid-19. Dan yang kami temukan lagi, akses internet yang biasanya hanya aktif siang, kini malam juga. Jadi masyarakat belajar, bermain, dan bekerja siang malam," ungkap perempuan yang akrab disapa Ana ini.

Ririek Adriansyah selaku Ketua Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) ikut membenarkan bahwa kenaikan pasar ritel cukup signifikan. Namun senada Hermawan, tetap sektor layanan ritel ini memiliki tantangan.

Baca Juga: Banyak perusahaan masih melanggar PSBB, siapa yang dikecualikan boleh beroperasi?

Karena di satu sisi operator seluler juga banyak memberikan lebih kepada konsumen. "Sebagai contoh kami banyak memberikan kuota bonus gratis, terutama untuk akses pendidikan digital.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×