Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. MarkPlus, Inc. mengungkapkan, sektor telekomunikasi di masa Covid-19 memiliki potensi tumbuh besar karena kebutuhan internet di masa work form home juga besar. Menurut Founder & Chairman MarkPlus, Inc. Hermawan Kartajaya, sektor telekomunikasi berpotensi terdampak.
"Sektor ritel atau layanan langsung ke konsumennya mungkin tidak. Tapi ada sektor korporasi yang kesulitan. Artinya layanan seluler di sektor korporasi harus surviving atau bertahan. Kalau layanan ritel atau customer harus servicing. Memberikan lebih banyak dari biasanya, karena pasti sedang growing," ujar Hermawan dalam video conference, Selasa (21/4).
Seperti yang diketahui, Menurut data pemerintah, traffic internet selama masa Covid-19 ini naik 5% sampai 10%.
Baca Juga: Jawa Timur catatkan investasi terbesar pada triwulan I-2020 yakni Rp 31,4 triliun
Walau begitu, Hermawan berharap penyedia internet ritel tetap harus bisa preparing atau bersiap jika Covid-19 ini selesai. Akan sangat disayangkan jika pertumbuhan hanya dirasakan saat ini, namun selesai Covid-19 menurun.
Siti Choiriana, Direktur Consumer Service PT Telkom menuturkan bahwa hingga kini penggunaan Indiehome naik di beberapa segmen, terutama edukasi yang naik aksesnya mencapai 60%. Akses game juga naik 28%. E-commerce walau tidak setajam edukasi, tetap naik 18%.
"Yang turun akses ke media berita, sebesar -5%. Kami mengindikasikan bahwa masyarakat mulai mengurangi berita karena ada rasa takut mengonsumsi konten terkait Covid-19. Dan yang kami temukan lagi, akses internet yang biasanya hanya aktif siang, kini malam juga. Jadi masyarakat belajar, bermain, dan bekerja siang malam," ungkap perempuan yang akrab disapa Ana ini.
Ririek Adriansyah selaku Ketua Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) ikut membenarkan bahwa kenaikan pasar ritel cukup signifikan. Namun senada Hermawan, tetap sektor layanan ritel ini memiliki tantangan.
Baca Juga: Banyak perusahaan masih melanggar PSBB, siapa yang dikecualikan boleh beroperasi?
Karena di satu sisi operator seluler juga banyak memberikan lebih kepada konsumen. "Sebagai contoh kami banyak memberikan kuota bonus gratis, terutama untuk akses pendidikan digital.
Kontribusi pemain seluler kepada masyarakat secara nominal selama Covid-19 ini mencapai dua triliun rupiah. Jadi traffic naik, tapi pemasukan flat saja," ungkap Ririek.
Selain itu dengan kebutuhan meningkat, konsumen menuntut harga lebih affordable daripada biasanya. Ririek melihat bahwa tren ini akan semakin terasa karena dampak ekonomi Covid-19. Tidak lama lagi, layanan telekomunikasi ritel bisa menurun karena daya beli sedikit demi sedikit berkurang.
Baca Juga: Kisah mereka yang mendaftar kartu prakerja
Ia memprediksi bahwa ekonomi baru akan benar-benar tumbuh kembali dan menguat tidak di tahun ini, tapi justru di awal tahun 2021. Bahkan dalam jangka panjang pertumbuhan ekonomi benar-benar akan tumbuh kuat di pertengahan 2021.
Mantan Menteri Pariwisata serta mantan CEO Telkom Arief Yahya juga menyatakan, apa yang disebut surviving, preparing, dan actualization (SPA) justru harus dilakukan saat ini oleh para operator.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News