Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi membuat sektor transportasi terkontraksi sampai 30%, terutama pada sektor udara dan kereta api. Walau perhubungan darat dan laut terbilang lebih baik, sektor perhubungan tetap dimaksimalkan untuk menyokong konektivitas agar ekonomi hidup kembali terutama lewat pariwisata.
"Berbagai penyokong perhubungan pariwisata kami percepat, mulai dari percepatan bandara dan pelabuhan di Labuan Bajo, peningkatan jumlah dermaga dan kapal di Toba, serta pembangunan konektivitas Pelabuhan Patimban yang besarnya sama Tanjung Priok dengan Bandara Kertajati sebagai penyokong Cirebon sebagai destinasi pariwisata baru. Di era pandemi ini kami lakukan berbagai percepatan pembangunan untuk menyokong peningkatan ekonomi," ungkap Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi dalam The 2nd MarkPlus Government Roundtable yang diselenggarakan secara virtual, pada Senin (26/10).
Budi menjelaskan, termasuk dengan mendorong sektor penerbangan agar perlahan mulai bangkit, di mana Budi menyatakan mulai membuka beberapa slot penerbangan baru dengan destinasi yang banyak disinggahi. Selain itu slot lama terutama rute sibuk seperti Jakarta, Medan, sampai Surabaya tetap diperkuat, sehingga Budi menyatakan hingga kini okupansi penerbangan bisa menyentuh angka 70%.
Baca Juga: Ninja Xpress catat kenaikan jumlah pengiriman barang 15% sejak pandemi Covid-19
Senada dengan Menteri Perhubungan, Founder & Chairman MarkPlus, Inc. Hermawan Kartajaya juga melihat salah satu pemulihan ekonomi ada di sektor pariwisata. Sehingga mau tidak mau perhubungannya harus diperkuat.
"Masyarakat melakukan perjalanan saat ini untuk travel. Dan sektor pendukungnya seperti perhubungan harus digenjot. Terutama di sisa tahun 2020 dengan peran pemerintah sebagai pemberi stimulus. Pemerintah harus spend atau maksimalkan anggaran, karena kelas menengah atas masih was-was untuk belanja sementara kelas menengah bawah sudah mulai kehilangan daya beli. Hal itu untuk mendorong investasi mulai 2021 agar ekonomi bangkit kembali, termasuk pariwisata," jelas Hermawan.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setyadi juga mengatakan, prioritas pembangunan transportasi darat untuk pulihkan ekonomi lewat pariwisata. Pihaknya sampai akhir ini sudah melaksanakan penyerapan anggaran sekitar 63%, dengan harapan dua bulan terakhir bisa dimaksimalkan setidaknya sampai 95%.
Setidaknya anggaran yang disediakan untuk menggenjot perhubungan pariwisata mencapai Rp 3,8 triliun, dengan rincian insentif tiket sepuluh destinasi pariwisata prioritas sebanyak Rp 0,4 triliun, hibah pariwisata sebesar Rp 0,1 triliun, dan kompensasi pajak serta restoran Rp 3,3 triliun.
Baca Juga: Pendapatan turun, AKR Corporindo (AKRA) mencatat kenaikan laba bersih 17,7%
"Koridor pariwisata yang kami prioritaskan untuk ditingkatkan lewat perhubungan darat terutama Banyuwangi, Bromo, Borobudur, Bukti Tinggi, dan Bali. Langkah lain yang kami lakukan untuk memberi stimulus pada transportasi darat adalah dengan memberi izin angkutan umum untuk menjadi angkutan barang. Kami juga lakukan padat karya dengan mengajak ibu-ibu untuk membersihkan dermaga, pelabuhan, sampai cat ulang. Tujuannya agar masyarakat memiliki pendapatan," tutup Budi Setyadi.
Selanjutnya: J&T Express catat kenaikan jumlah pengiriman barang sebesar 40% sejak pandemi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News