Reporter: Sofyan Nur Hidayat |
JAKARTA. Selain harus menghadapi gempuran produk-produk dari China dalam kerjasama Asean China Free Trade Agreement (ACFTA), industri di dalam negeri juga tengah menghadapi ancaman produk impor dari negara-negara di kawasan Asean. Meski belum sampai mengalami defisit, namun dalam neraca perdagangan dengan Asean, pertumbuhan ekspor Indonesia kalah cepat dari pertumbuhan impor.
Peneliti ekonomi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Zamroni Salim mengatakan selama ini publik ramai membicarakan ketidakseimbangan perdagangan Indonesia dengan China. Padahal menurutnya produk dari negara Asean juga membanjiri pasar dalam negeri. "Di antaranya produk pertanian dan olahannya dari Thailand mulai mendominasi pasar di Indonesia," kata Zamroni, dalam sebuah diskusi di Hotel Borobudur, Rabu (27/4).
Impor dari Thailand terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, neraca perdagangan dengan Thailand juga terus mengalami defisit, namun hal itu luput dari perhatian pemerintah dan juga industri di dalam negeri.
Pada tahun 2000, impor Indonesia dari Thailand mencapai 26,35% dari total impor Asean. Tapi pada tahun 2010, angka itu telah mengalami peningkatan menjadi 31,25%. Defisit perdagangan dengan Thailand pada tahun 2000 mencapai US$ 87,22 juta dan meningkat jadi US$ 3,4 miliar pada tahun 2010.
Produk Thailand yang mendominasi pasar Indonesia adalah produk pertanian, beras, tepung dan olahannya, buah, sayuran dan olahannya serta produk makanan lainnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News