kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Selama ini Industri terbantu dengan keberadaan BUMN Gas


Kamis, 21 November 2019 / 19:54 WIB
Selama ini Industri terbantu dengan keberadaan BUMN Gas
ILUSTRASI. PGN komitmen bangun infrastruktur gas


Reporter: Dimas Andi | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam pengembangan industri gas Indonesia cukup krusial. Ini mengingat ada banyak pelaku berbagai jenis industri yang membutuhkan suplai gas dalam menjalani kegiatan operasional.

Ketua Asosiasi Kimia Dasar Anorganik Indonesia (Akida) Michael Susanto Pardi mengatakan, kontribusi gas berkisar mulai dari 20% sampai 40% dari biaya produksi kimia. Artinya, gas merupakan komponen biaya yang signifikan dan berdampak pada keunggulan daya saing produk industri kimia dalam negeri.

Baca Juga: Perkuat infrastruktur LNG, PGAS menjaring pasar di bisnis gas alam cair

"Hampir semua industri kimia dasar menggunakan gas, baik untuk proses produksi utama ataupun untuk bahan bakar pada boiler,” ungkap dia kepada Kontan, beberapa waktu lalu.

Industri keramik juga cukup bergantung pada ketersediaan. Ketua Umum Asosiasi Keramik Indonesia (Asaki) Eddy Suyanto bilang, energi gas menjadi komponen biaya terbesar dari proses produksi industri keramik yakni sekitar 30%--35% dari total biaya produksi.

Tak ketinggalan, gas juga berperan penting dalam industri kaca. Yustinus Gunawan, Ketua Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman Indonesia (AKLP) menyebut, semua jenis kaca membutuhkan gas dalam proses pembuatannya, termasuk produk turunan kaca lembaran. “Beban gas terhadap biaya produksi kaca pun mencapai 30%,” ujar dia.

Sejauh ini, para pengusaha cukup puas dengan upaya BUMN migas, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) untuk meningkatkan distribusi gas secara terintegrasi. PGAS memang telah memiliki jaringan pipa gas yang menghubungkan sebagian besar wilayah Jawa dan Sumatera.

Baca Juga: Kontrak gross split WK Corridor diteken, ini harapan Menteri ESDM Arifin Tasrif

Hal ini tentu menguntungkan bagi pelaku industri yang pabriknya berada di sekitar wilayah tersebut, apalagi jaringan gas milik PGAS juga menjangkau kawasan industri.

Walau demikian, PGAS diharapkan dapat terus memperluas jaringan pipa gas untuk memenuhi kebutuhan di sektor industri.

Michael menyebut, distribusi gas oleh PGAS masih bisa dikembangkan hingga di luar kawasan industri. Ia menilai, tantangan saat ini adalah ketika pengusaha ingin membangun pabrik selain di kawasan industri atau tidak berdekatan dengan pabrik lainnya, lokasi pabrik tersebut acap kali belum dilalui oleh jaringan pipa gas.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×