Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Selandia Baru menunjukkan minatnya untuk mengembangkan bisnis di berbagai sektor dengan pelaku bisnis di Indonesia. Salah satunya dengan memperbesar ekspor daging sapi ke Indonesia.
Hal ini terungkap dalam Forum Dialog Ekonomi dan Investasi 2013 yang diselenggarakan KBRI Wellington bekerja sama dengan New Zealand Trade and Investment (NZTE) dan BKPMD Pemda Provinsi Jawa Barat. Pertemuan ini digelar di kota Wellington, Selandia Baru, Selasa (3/9).
Pertemuan ini menghadirkan delegasi BKPPMD Jawa Barat yang dipimpin oleh Ketua Delegasi, Dadang Mohammad Masoem dan dihadiri oleh 30 orang undangan pengusaha dan ketua asosiasi berbagai bidang usaha di Selandia Baru.
“Selandia Baru tidak saja berminat di sektor energi panas bumi dan teknologi penerbangan. Tetapi juga di sektor bahan pangan, daging sapi hingga buah kiwi," kata PLE Priatna, Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Wellington dalam keterangan resminya, Selasa (3/9).
Selama ini, negara yang bersebelahan dengan Australia, itu dikenal sebagai penghasil daging sapi. Selandia Baru memiliki total perdagangan daging sebesar NZ $1,5 miliar dengan pasar utama Amerika Serikat (25%), China (18%), Inggris (12%), Jepang (7%), Jerman (6%), Hongkong (3%) dan Indonesia (2%). Volumenya mencapai 47.000 ton per tahun pada 2010.
"Selandia Baru juga memiliki keahlian khusus dalam memproses daging halal dengan sertifikasi dan mengirimkannya ke negara-negara muslim hingga 52% dari produksi atau sebanyak 100.000 ton. Adapun ke negara-negara non-muslim ekspor mencapai sekitar 48%,” ungkap Tim Richie, CEO Asosiasi Industri Daging (MIA) Selandia Baru.
Total perdagangan Selandia Baru dan Indonesia, menurut catatan Kementerian Perdagangan RI pada 2012 mencapai US$ 1,1 miliar.
Rinciannya, ekspor Indonesia ke Selandia Baru pada 2012 sebesar US$ 0,4 miliar, turun sekitar 3,46% dibandingkan periode sebelumnya. Sedangkan impor Selandia Baru ke Indonesia pada tahun yang sama mencapai sekitar US$ 0,7 miliar atau naik sekitar 2,43%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News