Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - HANDIL BARU. Beroperasinya Lapangan Gas Jangkrik pada hari ini memang lebih cepat dibandingkan dengan target awal. Sebenarnya proyek tersebut ditargetkan selesai dalam waktu empat tahun. Namun Eni Muara Bakau BV sebagai operator, berhasil mengoperasikan lebih cepat.
Ignasius Jonan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan, kecepatan proyek ini tentu memiliki andil yang sangat besar untuk menghemat anggaran. Sebab, proyek ini merupakan proyek cost recovery bukan gross split.
"Itu karena lebih cepat bisa hemat 5%-10% lebih hemat anggaran karena ini cost recovery yang duitnya punya masyarakat," ujarnya di Handil Baru, Kabupaten Samboja, Kalimantan Timur, Senin (31/10).
Dirinya mengatakan, proyek Lapangan Jangkrik memang lebih cepat enam bulan dari proyeksi awal dan itu artinya penghematan. Apalagi nantinya produksi gasnya juga akan meningkat dari 450 million standard cubic feet per day (mmscfd) menjadi 600 mmscfd. Selain itu, dirinya berpesan SKK Migas dan operator harus bisa mengoperasikan dengan efisien. "Saya apresiasi manajemen Eni Muara Bakau BV itu bisa hemat luar biasa," lanjutnya.
ENI resmi menjadi operator Blok Muara Bakau sejak 2002. Penemuan cadangan gas pertama ditemukan pada 2009 di Sumur Jangkrik I, kemudian di blok yang sama pada tahun 2011 di Sumur Jangkrik North East.
POD di Lapangan Jangkrik disetujui pada 2011 dan Lapangan Jangkrik North East pada 2013. Eni Muara Bakau BV memiliki saham sebesar 55%, sedangkan Engie sebesar 33,3% dan PT Saka Energi Muara Bakau menggenggam 11,7% sisanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News