Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Pemerintah Indonesia berharap proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) tahap II yaitu pengembangan lapangan Gendalo-Gehem bisa segera dimulai. Maklum, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan lapangan Gendalo-Gehem bisa berproduksi pada 2022.
Agar bisa menekan biaya dan mempercepat produksi, Kementerian ESDM bahkan menyarankan agar Chevron Indonesia selaku operator IDD bisa bekerja sama dengan ENI Indonesia untuk menggunakan fasilitas produksi (floating production unit/ FPU) bersama.
Dalam lawatannya ke Houston, Amerika Serikat (AS), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan yang bertemu dengan petinggi Chevron di Chevron Headquarter, pada Selasa (25/7) waktu setempat, juga langsung membahas proyek IDD tersebut.
"Salah satunya adalah membahas terkait perkembangan IDD dan kerja sama penggunaan fasilitas (Floating Production Unit/FPU) Jangrik dengan ENI untuk gas dari Gendalo-Gehem," ujar Menteri Jonan yang pada pertemuan tersebut disambut oleh Presiden Chevron North America Exploration and Production, Jeff Shellebarger dan President Chevron Environmental Management Company, Mary Boroughs.
Sayangnya menurut Chevron, penggunaan fasilitas bersama tidak bisa dilakukan. Chevron menyatakan bila produksi Eni Merakes juga masuk ke Jangkrik, maka pada 2029 FPU Jangkrik akan penuh dan tidak dapat menampung gas dari Gendalo-Gehem.
Produksi gas lapangan Gehem diproyeksi akan mencapai 420 juta kaki kubik per hari (mmscfd), sedangkan produksi Gendalo sebesar 700 mmscfd. Belum lagi adanya produksi kondensat yang dihasilkan Gendaho-Gehem yang mencapai sekitar 50.000 barel per hari.
Sementara, kapasitas produksi FPU Jangkrik saat ini hanya sebesar 450 mmscfd. Kapasitas maksimal produksi FPU Jangkrik pun ke depannya hanya bisa meningkat hingga 800 mmscfd.
Untuk,itu, Jonan akan meminta SKK Migas untuk kembali mendiskusikannya baik dengan Chevron maupun Eni. "Sebagai follow up, saya minta SKK Migas diskusi lagi dengan kedua belah pihak," lanjut Jonan.
Selain membahas soal IDD, Chevron juga menyampaikan pihaknya saat ini tengah mengembangkan sumber daya nonkonvensional ini di wilayah Marcellus Shale, Delaware Basin, dan Permian. Chevron juga telah menerapkan teknologi lanjutan Enhanced Oil Recovery (EOR) yang digunakan untuk meningkatkan produksi minyak di lapangan migas tua serta target dan realisasi program kerja drilling & completion.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News