Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - -JAKARTA. PT Pertamina (Persero) mengungkapkan alasan terhentinya kerjasama dengan Saudi Aramco untuk proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Cilacap.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, perbedaan valuasi aset kilang eksisting jadi penyebab utama.
"Valuasi kilang eksisting ada beda US$ 1,1 miliar. Itu kan aset BUMN, jadi tidak mungkin kita lepas. Kalau di bawah nilai buku itu bahaya," ujar Nicke dalam agenda Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII, Senin (29/6).
Baca Juga: Akhirnya, Pertamina Tunda Proyek Kilang Baru di Bontang
Pada akhir April lalu, kedua belah pihak memastikan untuk tidak melanjutkan kerja sama. Kendati demikian, Nicke mengungkapkan ada beberapa pihak yang tertarik untuk berinvestasi pada proyek pengembangan kilang Cilacap.
"Ada dua investor yang serius, ada beberapa yang dekati. Tapi kami tetap lakukan upgrading," ujar Nicke.
Nicke belum mau merinci mengenai investor yang tertarik berinvestasi. Namun ia menjelaskan, untuk saat ini Pertamina berfokus pada peningkatan kualitas pengolahan produk. Sementara peningkatan kapasitas baru dapat dilakukan setelah ada kepastian investor.
Catan saja, semula telah disepakati perpanjangan kerjasama pada akhir tahun lalu untuk melanjutkan diskusi hingga April tahun ini dimana Saudi Aramco menganalisa tawaran valuasi yang ada. Namun pada akhir April 2020, Aramco memutuskan tidak melanjutkan kerjasama ini.
Selain itu, terjadinya pemunduran jadwal proyek beberapa kali juga jadi penyebab mundurnya Aramco.
Baca Juga: Ini alasan Saudi Aramco angkat kaki dari Kilang Cilacap
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News