Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Semacom Integrated Tbk (SEMA) optimistis target kinerja di tahun 2022 dapat tercapai. Asal tahu saja, emiten yang bergerak di bidang power distribution solution dan energi hijau ini menargetkan penjualan mencapai Rp 220 miliar di tahun 2022.
Target tersebut naik 11% dibandingkan realisasi pendapatan pada 2021.SEMA juga menargetkan laba kotor bisa tumbuh 25%. Sementara dari sisi bottom line, SEMA menargetkan laba bersih tumbuh 12%.
Per kuartal I-2022, SEMA mencatatkan pendapatan senilai Rp 27,17 miliar. Ini berarti, SEMA baru merealisasikan 12,35% dari target pendapatan yang dipasang.
Meski demikian, Direktur Keuangan Semacom Riany Sandra Widjaja optimistis target tersebut dapat tercapai. Sebab, karakteristik penjualan SEMA biasanya didasarkan pada uang muka atau down payment (DP).
Jadi tak mengherankan jika pendapatan SEMA di kuartal pertama rendah lantaran klien perusahaan baru membayar uang muka di periode tersebut.
Baca Juga: Gelar RUPST, Semacom Integrated (SEMA) Putuskan Bagi Dividen Rp 2,6 Miliar
Adapun penagihan biasanya dilakukan pada kuartal ketiga dan kuartal keempat. Sehingga, pada kuartal inilah pendapatan SEMA bakal lebih ngebut,
“Nanti di kuartal ketiga dan keempat penjualan akan naik signifikan. Sehingga kami optimistis target tahun 2022 bisa kami capai,” terang Riany saat konferensi pers usai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang digelar Rabu (29/6).
Hingga Juni 2022, SEMA mengklaim pendapatan masih sejalan dengan target yang dipasang.
Dalam RUPS yang digelar Rabu (29/6), pemegang saham juga menyetujui SEMA untuk melakukan penambahan kegiatan usaha utama, yakni ke segmen energi baru terbarukan (EBT)
Dalam hal ini, SEMA melakukan penambahan usaha dari bisnis baru yakni berupa pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
Direktur Marketing SEMA Bob Dovi Malano merinci, terdapat empat skema dalam penyediaan SPKLU, yakni listrik, peralatan, tempat, dan pengoperasian. Dalam hal ini, SEMA mencoba untuk menyuplai alat. SEMA juga berpeluang untuk menyediakan tempat SPKLU ini, yang kemungkinan akan bekerja sama dengan stasiun pengisian bahan bakar umum.
“Saat ini posisi kami masih mengembangkan alat atau equipment nya,” terang Bob.
SEMA juga berpeluang untuk mengembangkan kompor induksi. Bob bilang, ke depan penggunaan kompor induksi akan meningkat seiring berkurangnya pemakaian kompor gas. “Ini menjadi rencana menengah kami,” sambung dia.
Direktur Utama SEMA Rudi Hartono Intan menambahkan, dengan penambahan usaha dari bisnis baru yakni berupa PLTS dan SPKLU, proyeksi pendapatan usaha SEMA akan terus menanjak ke depan. Manajemen memproyeksikan pendapatan usaha dapat mencapai ke angka Rp 359 miliar dalam lima tahun ke depan alias pada tahun 2026.
Hanya saja, Rudi tidak menampik aspek bahan baku saat ini cukup terhambat. Perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina membuat pengiriman instrumen chip menjadi lebih lama. SEMA menyiasati kendala ini dengan mengumpulkan lebih banyak stock bahan baku.
“Secara produk tidak ada masalah, hanya masalah waktu,” kata Rudi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News