kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Semakin turun, impor sapi bakalan masih terkendala aturan rasio


Minggu, 10 Juni 2018 / 11:43 WIB
Semakin turun, impor sapi bakalan masih terkendala aturan rasio
ILUSTRASI. Peternakan sapi


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi impor sapi bakalan hingga akhir Mei kembali menurun. Aturan rasio impor satu sapi indukan untuk tiap lima sapi bakalan masih menjadi kendala besar yang menyebabkan minat usaha jadi turun.

Berdasarkan data yang dihimpun Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo), hingga 31 Mei, dengan realisasi impor sebesar 161.784 ekor, stok sapi yang kini tersedia sebanyak 136.064 ekor.

Angka ini turun cukup lebar dari catatan periode sama tahun lalu di stok sebanyak 190.388 ekor dan realisasi impor sebanyak 203.503 ekor. Artinya dibandingkan tahun lalu, stok sapi turun 15,02% dan realisasi impor turun hingga 20,5%.

Wakil Ketua Dewan Gapuspindo Didiek Purwanto menjelaskan sejak adanya aturan rasio impor, pengusaha tidak mampu mengoptimalkan kandang karena terbebani sapi indukan yang tidak bisa segera dikeluarkan.

Asal tahu saja, sapi bakalan membutuhkan waktu empat bulan untuk digemukkan sebelum bisa dipotong sedangkan sapi indukan harus dipelihara hingga tiga tahun sebelum bisa menghasilkan anak. Akibatnya terdapat periode selama tiga tahun dimana pengusaha feedloter tergerus beban operasional makan dan kandang yang tidak efisien.

Terlebih lagi, perbankan tidak memberikan solusi yang mumpuni. Pasalnya, keadaan inefisiensi tersebut membuat kredit pinjaman urung keluar karena dinilai terlalu berisiko.

"Akibatnya selama tahun 2018-2019 ini jadi banyak feedloter harus downsize impornya. Bahkan sejak tahun lalu, sudah enam perusahaan feedloter tidak beroperasi lagi," kata Didiek saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (8/8).

Kini jumlah perusahaan yang tergabung dalam Gapuspindo sebanyak 33 feedloter. Menurut Didiek, izin impor yang telah disetujui Kementerian Perdagangan untuk tahun ini adalah sebanyak 400.000 ekor sapi. Ia cukup optimistis dapat mencapai target tersebut walau dihadang persaingan dengan impor daging kerbau.

"Impor daging kerbau India memang pengaruhi harga karena ada persaingan, tapi tetap daging sapi rasanya lebih enak dan bisa untuk kalangan premium," kata Didiek.

Terkait peraturan yang membebani feedloter, Ketua Gapuspindo Joni Liano menyatakan sudah menyampaikan permasalahan feedloter di lapangan kepada Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Ia meminta adanya pertimbangan ulang untuk merubah rasio impor 1:5 tersebut demi menimbang kelangsungan usaha feedloter.

"Kita sudah diajak beberapa kali diskusi, semoga revisi Permennya segera ditandatangani Pak Menteri. Mungkin habis Lebaran kita ketemu lagi," kata Joni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×