kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.875   5,00   0,03%
  • IDX 7.314   118,54   1,65%
  • KOMPAS100 1.121   16,95   1,53%
  • LQ45 892   14,50   1,65%
  • ISSI 223   2,40   1,09%
  • IDX30 459   10,01   2,23%
  • IDXHIDIV20 553   13,38   2,48%
  • IDX80 129   1,38   1,09%
  • IDXV30 137   2,73   2,03%
  • IDXQ30 152   3,22   2,16%

Sembari menunggu divestasi rampung, Vale fokus di sejumlah proyek pada tahun ini


Kamis, 02 Januari 2020 / 17:52 WIB
Sembari menunggu divestasi rampung, Vale fokus di sejumlah proyek pada tahun ini
ILUSTRASI. Sejumlah articulated dump truck mengangkut material pada pengerukan lapisan atas di pertambangan nikel PT. Vale di Soroako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Kamis (28/3/2019). Sembari menunggu divestasi saham rampung, Vale Indonesia (INCO) fokus pada sejumla


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski disibukkan dengan rencana divestasi saham dengan Mining Industry Indonesia (Mind Id), PT Vale Indonesia Tbk terus berupaya mengembangkan bisnisnya di tahun ini.

Emiten berkode saham INCO tersebut sedang fokus menggarap sejumlah proyek smelter sekaligus meningkatkan kapasitas tambang yang ada.

Baca Juga: PNBP sektor minerba menggunakan jenis dan tarif baru

Head of Investor Relations & Treasury INCO Adi Susatio mengatakan, INCO menyiapkan dana investasi sekitar US$ 5 miliar untuk pengembangan smelter di Bahodopi, Sulawesi Tengah dan Pomalaa, Sulawesi Tenggara.

Smelter INCO di Bahodopi rencananya akan difungsikan sebagai tempat produksi dan pengolahan feronikel. Adapun smelter di Pomalaa akan berfungsi sebagai pabrik penghasil Mixed Sulphide Precipitate (MSP) yang merupakan salah satu komponen pembuatan baterai mobil listrik.

Dana investasi tersebut juga akan dialokasi untuk proyek peningkatan kapasitas produksi tambang nikel dalam matte milik INCO di Sorowako, Sulawesi Selatan. Namun, pihak INCO belum membeberkan besaran proyeksi peningkatan kapasitas produksi tambang tersebut.

Baca Juga: Mana yang lebih cuan, investasi emas Antam atau saham ANTM?

“Kebutuhan dana US$ 5 miliar akan dibiayai oleh kombinasi equity financing dan project financing,” tutur dia, Kamis (2/1).

Sementara itu, pengerjaan proyek smelter Bahodopi dan Pomalaa menggunakan skema joint venture. Saat ini, kedua proyek tersebut masih dalam tahap negosiasi komersial dengan calon investor. Proses negosiasi tersebut masih akan berlanjut pada tahun ini.

“Konstruksi smelter Bahodopi akan selesai di tahun 2024 sedangkan smelter Pomalaa di tahun 2025,” ujar dia.

Baca Juga: Begini antisipasi Bukit Asam (PTBA) mempertahankan produksi batubara di musim hujan

Mengutip berita sebelumnya, Senior Manager Communication INCO Bayu Aji mengatakan, untuk membangun smelter di Pomalaa, INCO menggandeng perusahaan asal Jepang yaitu Sumitomo Metal Mining Co. Ltd.

Sementara untuk pembangunan smelter di Bahodopi, INCO bekerja sama dengan perusahaan asal China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×