kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Semen Padang manfaatkan gas buang jadi listrik


Rabu, 26 Oktober 2011 / 14:00 WIB
Semen Padang manfaatkan gas buang jadi listrik
ILUSTRASI. Lelang mobil dinas Toyota Avanza harga murah, hanya Rp 40-an juta


Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Rizki Caturini

PADANG. PT Semen Padang memanfaatkan limbah panas yang terbuang dari proses produksi semen untuk memproduksi listrik.

Proyek yang merupakan kerjasama dengan pemerintah Jepang melalui New Energy Technology Development Organization (NEDO) ini mampu menghasilkan listrik 8,5 megawatt. Perusahaan juga bisa melakukan efisiensi Rp 33 miliar per tahun.

Direktur Utama PT Semen Padang, Munadi Arifin, mengatakan, sasaran utama dari proyek waste heat recovery power generation (WHRPG) adalah upaya mendukung Eco Green yaitu melestarikan lingkungan hidup dengan cara mengurangi emisi gas CO2 yang setara dengan 43.117 ton per tahun.

"Proyek ini mengurangi emisi panas yang dibuang ke lingkungan, mengurangi emisi debu dan menghasilkan listrik," kata Munadi, Rabu (26/10).

Dengan proyek itu Semen Padang yang merupakan grup dari Semen Gresik ikut mendukung pemerintah dalam pelaksanaan mekanisme pembangunan bersih atau Clean Development Mechanism (CDM) sebagaimana yang dipersyaratkan Protokol Kyoto.

Pembangkit listrik memanfaatkan gas buang dari kilang pabrik Indarung V, Padang hingga bisa mengurangi polusi. Selain itu, Semen Padang juga bisa melakukan efisiensi biaya Rp 33 miliar per tahun.

WHRPG berawal dari Memorandum of Understanding (MoU) antara Nedo dengan Kementerian Perindustrian pada 15 Januari 2009. Sebagai pelaksana di lapangan, NEDO menunjuk JFE-Jepang untuk perencanaan, pekerjaan konstruksi, comissioning dan alih teknologi.

Proyek itu menelan dana Rp 220 miliar. Dana investasi itu bersumber dari Nedo sebesar Rp 130 miliar dan Semen Padang sebesar 90 miliar. Sebelumnya proyek pembangkit listrik ramah lingkungan itu sempat diperebutkan antara PT Semen Gresik, PT Semen Tonasa, dan PT Semen Batu Raja. Maklum, WHRPG ini merupakan yang pertama kali diterapkan di industri semen Indonesia.

Direktur Litbang dan Operasi PT Semen Padang, Agus Boing Nurbiantoro, mengatakan, baik Nedo maupun Semen Padang sama-sama diuntungkan dalam proyek ini. Jepang mendapatkan kompensasi karbon kredit sebagai upaya pengurangan emisi CO2 dari PBB. Sedangkan Semen Padang memperoleh manfaat energi listrik yang dihasilkan dan efisiensi biaya energi. "Selanjutnya, listrik dari PLN bisa dipergunakan untuk cadangan bagi kebutuhan Kota Padang," kata Agus.

Direktur Eksekutif Nedo, Fumio Ueda mengatakan meski sempat terganggu gempa dua tahun lalu, tapi proyek itu akhirnya bisa diselesaikan tepat waktu. Mereka bekerjasama dengan berbagai negara, kerjasama dengan Indonesia merupakan yang terpenting di Asean. "Total ada 12 proyek yang saat ini dikerjakan di Indonesia seperti bidang listrik dan batubara," kata Ueda.

Pembangunan pembangkit listrik yang memanfaatkan gas buang itu juga akan diikuti oleh pabrik semen yang lain milik Semen Gresik. Direktur Utama, PT Semen Gresik Tbk (SMGR), Dwi Sutjipto, mengatakan selain di Semen Padang, mereka juga akan membangun di pabrik Semen Gresik di Tubang untuk menghasilkan listrik sebesar 17,5 megawatt. "Pembangkit listrik sejenis juga berpotensi dibangun di pabrik Tonasa," kata Dwi.

Menteri Perindustrian, MS Hidayat, mengatakan, kehadiran pembangkit listrik yang memanfaatkan gas buang itu merupakan pilot project yang akan diikuti oleh industri lain. "Pemerintah telah menyusun skema penurunan gas rumah kaca untuk industri semen," kata Hidayat.

Penurunan emisi gas rumah kaca dari semen akan dikurangi dari 850 kg per ton semen menjadi 744 kg per ton semen atau turun 12% pada tahun 2020 untuk pabrik semen yang sudah ada. Sedangkan untuk pabrik semen baru dari 852 kg per ton semen menjadi 667 kg per ton semen atau turun 21%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×