Reporter: Fitri Nur Arifenie |
JAKARTA. PT Pertamina (Persero) memperkirakan kerugian penjualan elpiji non subsidi mencapai Rp 2 triliun pada semester I tahun ini. Jumlah kerugian sepanjang kuartal II 2011 sama dengan jumlah kerugian kuartal I 2011.
"Kuartal I 2011 kerugian yang diderita sekitar Rp 1 triliun, kemungkinan semester berikutnya sama," ujar Vice President Communication Pertamina, Mochammad Harun, Kamis (21/7).
Menurut Harun, jumlah kerugian pada kuartal II sama dengan kuartal I karena harga elpiji di pasar sepanjang enam bulan pertama stabil. Ia menambahkan, apabila harga elpiji di pasar tetap sama, maka hingga akhir tahun jumlah kerugian bisa tembus hingga Rp 4 triliun.
Meski demikian, Pertamina memproyeksikan rugi karena penjualan elpiji non subsidi hanya sekitar Rp 3,6 triliun. Alasannya, sepanjang tahun 2011 pasti terjadi fluktuasi harga. Ia berharap, turunnya harga elpiji akan memperkecil jumlah kerugian elpiji Pertamina.
"Tetapi hal itu sulit dipastikan karena harga elpiji akan melihat demand market-nya seperti apa. Kami masih belum bisa memprediksi harga sepanjang tahun karena kondisi bisa berubah," jelas Harun. Diketahui, harga keekonomian elpiji saat ini adalah sekitar Rp 8.500 per kilogram namun Pertamina menjual Rp 7.355 per kilogram.
Senada dengan Harun, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Djaelani Sutomo mengatakan, kerugian dari penjualan elpiji kemasan 12 kg dan 50 kg tersebut karena adanya peningkatan biaya produksi elpiji yang berbanding terbalik dengan harga jual. Apalagi, kata Djaelani penjualan elpiji 3 kg tidak terlalu menggembirakan sehingga keuntungan Pertamina terus tergerus dengan penjualan elpiji.
Pada tahun ini, kata Djaelani, Pertamina berharap meraup untung sebesar Rp 1,3 triliun untuk elpiji 3 kg. "Tapi belum tercapai karena konversi belum selesai, harga elpiji dan biaya operasi juga meningkat," kata Djaelani.
Sebagai gambarannya, Selama tahun 2011 Pertamina berharap mampu menjual elpiji 3 kg sebesar 3,5 juta metrik ton. Seharusnya, pada kuartal I 2011, BUMN migas itu sudah meraup penjualan elpiji 3 kg sebesar 768,8 ribu metrik ton. Sayangnya, realisasinya penjualan elpiji 3 kg hanya mencapai 735,1 metrik ton atau meleset sekitar 21%.
Berbeda halnya dengan penjualan elpiji 3 kg, untuk penjualan elpiji 12 kg dan 50 kg terus melebihi target. Sehingga, kerugian Pertamina selain karena harga elpiji yang naik juga disebabkan karena permintaan elpiji non subsidi terus melambung tinggi. Untuk penjualan elpiji 12 kg dan 50 kg, pada tahun 2011 ditargetkan mencapai 0,90 metrik ton. Pada Kuartal I 2011, Pertamina mematok target mampu menjual elpiji 12 kg dan 50 kg sebesar 0,23 MT. Realisasinya, Pertamina menjual sebanyak 0,29 MT.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News