kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45930,39   2,75   0.30%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Semester I-2019, pendapatan SMMT melonjak 81,04%


Selasa, 03 September 2019 / 19:33 WIB
Semester I-2019, pendapatan SMMT melonjak 81,04%
ILUSTRASI. RUPS Golden Eagle Energy


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Di tengah tren penurunan harga batubara PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) masih mampu mencatatkan kinerja yang kinclong. Mereka berhasil mengantongi pendapatan Rp 127,98 miliar melonjak 81,04% dari realisasi pada semeter 1 2018 Rp 70,69 miliar.

"Penjualan ke pihak ketiga (pasar) domestik menyumbang Rp 78,41 miliar sementara pendapatan dari penjualan ke pasar ekspor sebesar Rp 49,57 miliar," Sekretaris Perusahaan, Chrismasari Dewi Sudono dalam keterbukaan informasi.

Baca Juga: Golden Eagle Energy (SMMT) siapkan capex tak lebih dari Rp 50 miliar di tahun 2019

Sebelumnya, perusahaan memang berkomitmen untuk memenuhi kewajiban DMO serta berkontribusi dalam menjaga ketahanan energi nasional. Sementara penjualan ekspor mereka ke beberapa negara seperti Hongkong, India, dan negara di Asia Tenggara.

Peningkatan pendapatan perusahaan juga diikuti beban melesatnya beban pendapatan. Beban pendapatan emiten berkode saham SMMT pada semester 1 tercatat RP 102,03 miliar naik 75,49% dari periode yang sama tahun lalu Rp 58,14 miliar.

Laba kotor SMMT sebesar Rp 25,94 miliar melesat 106,09% dari laba kotor pada semester 1 2018 Rp 12,55 miliar.

SMMT mengantongi laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan pada entitas induk RP 24,91 miliar atau 4,53% lebih besar dari paruh pertama 2018 Rp 23,83 miliar.

Baca Juga: Global Eagle Energy (SMMT) targetkan penjualan batubara naik 30% tahun ini

Nah pada tahun ini SMMT fokus untuk memaksimalkan pertumbuhan dan profitabilitas melalui peningkatan kualitas dan kapasitas infrastruktur logistik. Kemudian, SMMT juga terus mengoptimalkan kegiatan operasional, peningkatan produktivitas dan cycle time armada angkut, serta efisiensi menajemen operasionnal.

Terkait pemasaran, mereka melakukan perluasan pasar ekspor maupun domestik, termasuk suplai untuk PLTU. Terakhir SMMT pun berupaya untuk meningkatkan cadangan baik organik maupun unorganik.

Asal tahu saja, total luas konsesi SMMT mencapai 8.526 hektare dengan total cadangan 372 juta ton serta total sumberdaya 724 juta ton. Rata-rata produksi SMMT kurang lebih 1,5 juta ton per tahunnya.

Adapun melalui PT Internasional Prima Coal di Kalimantan, SMMT mulai melakukan produksi dari 2010 dengan cadangan 6,2 juta ton batubara. Selanjutnya untuk Tabalong Project, tambang batubara ini terintegrasi dengan jalur logistik berupa jalan hauling dan terminal batubara dilengkapi jetty dan conveyor, serta memiliki cadangan 109 juta ton batubara.

Kemudian lewar PT Triaryani yang berlokasi di Sumatera, SMMT sudah memulai beroperasi secara komersial sejak 2014. Tambang yang berlokasi di Sumatera ini mempunya cadangan sebanyak 257 juta ton.

Hingga kuartal pertama tahun ini perusahaan sudah berhasil memproduksi 446.000 ton batubara atau 45% lebih banyak ketimbang periode yang sama tahun 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×