Reporter: Noverius Laoli | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Perum Bulog mencatat keuntungan yang menggembirakan pada semester pertama 2015. Berdasarkan laporan internal, Bulog mencatat keuntungan sebesar Rp 889,62 miliar di semester I-2015.
Keuntungan tersebut meningkat sebesar Rp 118,90% atau 483,25 miliar dibandingkan periode sama 2014. Sebagian besar keuntungan diperoleh dari penjualan beras komersil, efisiensi anggaran termasuk pembayaran bunga, efisiensi transportasi, logistik, dan pergudangan.
Direktur Keuangan Perum Bulog, Iryanto Hutagaol mengatakan, Bulog melakukan perubahan strategi dalam mengelola keuangan pada tahun 2015 ini. Ia mengatakan, Bulog lebih banyak melakukan efisiensi terutama di struktur keuangan dan memanfaatkan modal kerja dengan baik serta mengurangi pinjaman dari perbankan.
"Keuntungan sebesar Rp 889 miliar ini masih laporan temporari dan belum diaudit, jadi masih laporan internal saja," ujar Iryanto kepada KONTAN, akhir pekan lalu.
Iryanto mengatakan, pada awal tahun ini Bulog memiliki modal sendiri sekitar Rp 3,7 triliun. Kalau ditambah dengan modal dari Penyertaan Modal Negera (PMN) sebesar Rp 3 triliun, maka total modal Bulog sepanjang tahun ini bisa mencapai Rp 6,7 triliun.
Namun setelah ada keuntungan perusahaan sebesar Rp 889 miliar, maka total modal Bulog pada semester pertama sekitar Rp 4,6 triliun plus Rp 3 triliun dari PMN. Dengan begitu, total modal Bulog sepanjang tahun ini sebesar Rp 7,6 triliun.
Sementara pada semester pertama tahun ini, total omzet Bulog mencapai sekitar Rp 20 triliun dan ditargetkan pada akhir tahun bisa mencapai Rp 30 triliun. Menurut Iryanto, sebagai salah satu BUMN, Bulog memiliki kewajiban untuk berbisnis dan menghasilkan keuntungan.
Karena itu, selain membeli dan menjual beras, Bulog juga memiliki bisnis pengangkutan, bisnis logistik, dan pergudangan. Pada 2016, modal Bulog juga akan ditambah sebesar Rp 2 triliun oleh pemerintah.
Saat ini, usulan penambahan modal Bulog itu telah ada dalam nota keuangan dan dibahas di DPR. Terkait tambahan modal itu, Iryanto mengatakan Bulog selalu siap menampungnya dan mendapatkan penugasan dari pemerintah.
Nantinya kalau tambahan modal Rp 2 triliun disetujui DPR, Bulog akan menggunakannya untuk membangunan infrastruktur Bulog, seperti pergudangan atau coldstorage untuk daging, bawang, tomat, dan tanaman-tanaman hortikultura lainnya, seturut dengan perluasan tugas Bulog selain beras.
Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti menambahkan, keuntungan yang didapatkan Bulog pada semester pertama tahun ini cukup menggembirakan. Ia mengakui, keuntungan tersebut sebagian besar memang disumbang dari efisiensi internal yang dilakukan Bulog.
Sementara untuk bisnis komersial, Bulog mendapat keuntungan dari penjualan beras premium, beras kitan, dan gula. Djarot bilang, memang ada sedikit yang rugi seperti saat menyerap bawang tapi jumlahnya tidak besar. "Kalau menyerap bawang itu kecil, ada yang untung di bidang lain, jadi kalau ditotal kita masih untung," terang Djarot.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News