kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sempat Tertutup 97 Tahun Dari Publik, Kini Kita Bisa Melihat Blok Rokan Dari Dekat


Kamis, 23 Desember 2021 / 06:56 WIB
Sempat Tertutup 97 Tahun Dari Publik, Kini Kita Bisa Melihat Blok Rokan Dari Dekat
ILUSTRASI. Lapangan Duri Blok Rokan


Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -DURI. Siapa tak tahu Blok Rokan Riau, namanya begitu tersohor karena pernah mencapai produksi 1 juta barel pada tahun 1970-an. Blok Migas ini sebelumnya dikuasai oleh Caltex cikal bakal PT Chevron Pacific Indonesia. Perusahaan Amerika Serikat ini sudah mengelola blok tersebut hampir 100 tahun.

Tak ayal jika Chevron sudah mengebor sumur sekitar 11.000 di seluruh lapangan minyak. Ada dua lapangan yang terkenal di Blok Rokan, yakni Lapangan Minas dan Lapangan Duri. Dua lapangan ini menjadi tulang punggung produksi Chevron kala itu dan juga nasional.

Namun, pada 9 Agustus 2020, kontrak Chevron berakhir dan beralih ke PT Pertamina melalui PT Pertamina Hulu Rokan. Perusahaan nasional ini secara penuh memiliki 100% saham Blok Rokan yang memiliki luas wilayah kerja 6.200 km2 meliputi tujuh Kabupaten di Provinsi Riau sudah mencapai 11.265 sumur produksi, injeksi, dan disposal. Ada sekitar 80 sumur aktif yang kini memproduksi 162.000 barel per hari.

Kemegahan Blok Rokan sudah terlihat saat masuk ke komplek perumahaan di Lapangan Minas, jangan bayangkan rusak ataupun kotor, Lapangan Minas sangat rapih dan tak kelihatan sedang ada sumur minyak. Ini karena Lapangan Minas, yang merupakan lapangan pertama dibor oleh Caltex dahulu sudah menggunakan sumur pompa electric submersible pump (ESP).

Lapangan minyak Minas menghasilkan minyak ringan (light oil) dengan 3 jenis sumur yaitu sumur minyak, injeksi air dan sumur yang telah mati. Pengangkatan minyak dari dalam bumi ke permukaan ada yang bersifat alami dan bantuan alat (artificial lift).

Dengan kata lain, sumur di Lapangan Minas yang sudah dibor dan dikuras minyaknya puluhan tahun ini sudah tak terlihat lagi bahwa itu adalah sumur minyak. Hanya terlihat alat pompa ESP dan border yang menghalangi sumur tersebut agar tak dimasuki oleh warga.

Lokasi Lapangan Minas berada di hutan, sehingga memang jauh dari pemukiman rumah penduduk. Operator lama terlihat membuat akses jalan sendiri puluhan kilometer untuk membelah hutan di Lapangan Minas. Tak ayal masih banyak heman liar masuk ke lokasi Lapangan Minas.

Beralih ke Lapangan Duri. Untuk menuju ke Lapangan Duri dibutuhkan waktu 2,5 jam menuju Dumai dari Pekanbaru. Jarak tempuh yang singkat karena jalan tol Pekanbaru-Dumai sudah beroperasi. Sebelum ada jalan tol dibutuhkan waktu 6 jam untuk menuju Lapangan Duri. 

Dengan jarak tempuh yang dekat, membuat efisein dalam bekerja di Blok Rokan. Apalagi, ada lapangan lain selain Duri di Dumai, yakni Lapangan Bekasap. Lapangan ini juga mulai aktif dibor oleh Pertamina Hulu Rokan. 

Wulan Sary, Pjs Rig Superintendent (Team Manager) Rig WOWS Heavy Oil Pertamina Hulu Rokan menerangkan untuk mengebor di lapangan Duri hanya dibutuhkan rig dengan kedalam rendah. "Di Duri atau Bekasap, untuk mengebor dibutuhkan 200-300 meter sudah ketemu minyak," ungkap dia, Kamis (23/12).

Wulan menerangkan untuk mengebor di satu sumur minyak terlebih dahulu dilakukan seismik, nanti data seismik akan membaca di ccekungan atau batuan mana minyak berada. Dari sana singkatnya rig digeser ke lokasi untuk persiapan pengeboran. 

Secara teknis ada tiga tahap untuk melakukan pengeboran, yakni mengebor ke perut bumi kemudian dipasang casing, setelah itu tahap kedua dilakukan cementing, dan tewrakhir completion. Proses ini harus dilakukan agar sumur bisa bertahan lama untuk dikuras minyaknya. 

Untuk di Lapangan Bekasap dan Duri terlihat menggunakan pompa angguk, pompa ini dengan sendirinya membuat naik minyak di dalam. Ada sekitar 6.000 sumur di Lapangan Duri yang sudah dibor dan sebagian besar produksi. Menurut Wulan, tidak sulit untuk mendapatkan minyak di Lapangan Duri, sebab lapangan tersebut sudah masuk development dimana perusahaan tidak perlu membebaskan lahan siapapun. 

Sama seperti di Lapangan Minas, Lapangan Duri juga berada di area hutan yang dibuka. Ada ribuan pompa angguk yang setiap hari berfungsi dan layaknya lapangan migas. Jalan menuju satu lapangan ke lapangan lain sangat mulus, beraspal. Samping kanan kiri akses jalan beraspal itu terlihat pompa angguk sedang bekerja.

Adapula rig yang sedang hilir mudik untuk mengejar pengeboran. Maklum Direktur Utama PHR Jaffee A Suardin menargetkan produksi 180.000 bph atau naik darin produksi saat ini yang hanya 162.000 bph. Setelah berhasil mencapai rata-rata produksi 162 ribu barrel oil per day (BOPD) hingga November 2021, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) menargetkan produksi 180 ribu BOPD pada tahun depan. 

Buyung biasa disapa mengatakan proses alih kelola berjalan baik. PHR juga gencar melakukan  pengeboran yang didukung dengan 17 rig yang beroperasi saat ini.

"Mimpi kami pada 2024 mengejar produksi 270.000 bph. Pada 2025, kami kejar 300.000 bph," ujar Jaffee.

Menurut Jaffee, untuk mendukung target produksi 300.000 bph, PHR terus melanjutkan pengeboran secara masif. Pada 2022, PHR menargetkan pengeboran 400-500 sumur dengan menambah tiga rig, menjadi 20 rig. 

"Untuk mencapai 300.000 bph tidak hanya mengebor sumur baru, namun semua ekosistemnya harus disiapkan dan ini butuh investasi yang besar," ungkap Jaffee. 

Buyung mengatakan, proses untuk bisa menaikkan produksi memang tidak mudah saat itu. Namun dengan kerjasama berbagai pihak maka ketika Pertamina masuk, produksi Blok Rokan tidak turun. "Kalau dibiarkan bisa turun menjadi 142.000 bph," ungkap Buyung.

Maka, tak ayal Buyung mengatakan bahwa target tahun 2022 bisa mencapai 180.000  bph dan 300.000 bph pada 2025 bukan hal yang mustahil. "Karena memang kami terus menambah rig dengan pengeboran 400-500 sumur baru," urai dia.

Sayang Buyung tak membeberkan nilai investasi dari rencana pengeboran tersebut. Namun yang pasti biasanya untuk pengeboran satu sumur onshore dibutuhkan investasi US$ 2 juta per sumur. 

Ia melanjutkan, bahwa target sebesar 300.000 bph pada tahun 2025 sudah dipersiapkan oleh perusahaan agar mendukung program pemerintah 1 juta barel. Dengan target tersebut maka rig yang harus didatangkan juga besar agar bisa mencapai produksi.

"Walau tidak ada eksplorasi baru, lapangan di sini masih menghasilkan dengan pemboran baru dan juga bisa memakai EOR," kata dia.

Ia menjelaskan saat ini posisi Blok Rokan untuk produksi total Pertamina mencapai sepertiga dari seluruh produksinya dikirim ke kilang Dumai.  "Kami juga terus memberikan manfaat untuk daerah dengan 264 kontrakl lokal bisnis development dan 317 perjanjian kontrak material dan jasa.

Buyung juga menerangkan bahwa seluruh penagadaan barang dan jasa sudah mencapai 60% TKDN.

Selain WK Rokan, sebagai induk perusahaan Regional 1 Sumatera, PHR juga mengelola seluruh aset-aset produksi Pertamina di Sumatera. Saat ini Regional 1 Sumatera berkontribusi 35% dari total produksi migas Pertamina melalui Subholding Upstream.

Selain siap mendukung Pertamina menjadi perusahaan energi global dengan aset US$100 miliar, PHR juga ingin menjadi perusahaan migas global. Untuk mendukung cita-cita tersebut, PHR mempunyai tagline "SUMATERA" atau SUstainable, MAsif, To grow, Efficient, Resilient dan Agressive. 

"Jadi kami tidak hanya menahan decline, tapi juga meningkatkan produksi. Karena Rokan kalau tanpa ada usaha apapun, penurunannya bisa  26%. Selain itu untuk menopang pertumbuhan kami juga memberi peluang bagi anak bangsa dan putera daerah untuk berkarya di PHR," ungkap Jaffee. 

Sementara itu, Reinhard Parapat, Komisaris Independen PHR, berharap semua pihak untuk mendukung PHR, sebagai salah satu produsen minyak terbesar agar terus menunjukkan kinerja terbaiknya. 

"Hal ini untuk menunjang target produksi satu juta barel minyak per hari pada 2030," kata Reinhard.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×