Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia Battery Corporation (IBC) sedang menyiapkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk menunjuk direktur utama (Dirut) baru, menggantikan Toto Nugroho.
Vice President (VP) Investor Relations IBC Marvin Reinhart mengatakan, proses pergantian Dirut tidak berpengaruh pada kinerja perusahaan. Utamanya pada proyek pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik (grand package).
"RUPS sendiri sedang dijadwalkan, insyallah segera. Memang untuk proses administrasi dan GCG (good corporate governance), so far, balik lagi, kami berusaha untuk mengikuti administrasi yang ditetapkan," kata Marvin saat ditemui usai acara International Battery Summit, Selasa (05/08/2025).
Sebagai gambaran, saat ini IBC memegang dua proyek ekosistem baterai EV. Pertama, yaitu proyek Dragon, konsorsium Aneka Tambang Tbk (Antam), IBC dan Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. (CBL).
Baca Juga: IBC Ungkap Pembeli Baterai EV Indonesia dari Kawasan ASEAN dan India
Kedua proyek Titan, yang merupakan konsorsium Aneka Tambang Tbk (Antam), IBC dan Zhejiang Huayou Cobalt (Huayou).
Khusus untuk kerjasama dengan Huayou, Marvin bilang pihaknya masih berada pada pembicaraan awal dengan Huayou, setelah sebelumnya partner lain IBC, LG Energy Solutions Ltd memutuskan hengkang dari proyek ini.
"Proyek Titan, partner-nya (Huayou) itu, kita baru berbicara awal tahun ini, setelah yang sebelumnya (LG Energy Solutions Ltd) mengundurkan diri,” ucapnya.
Lebih detail, Marvin menyebut, IBC dengan Huayou saat ini berada pada tahap frame agreement atau perjanjian kerangka kerja. Ini adalah perjanjian yang menetapkan ketentuan umum untuk kontrak-kontrak di masa depan.
“Diskusi memang masih sedikit di awal ya, bisa dibilang di framework agreement, kita baru bahas, tetapi sudah lumayan, lumayan jalan cukup jauh lah,” pungkas Marvin.
Sebelumnya, dalam catatan Kontan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menargetkan proyek ekosistem baterai kendaraan listrik IBC dengan Huayou atau yang disebut juga sebagai proyek Titan rampung pada akhir 2027.
"Terkait dengan ekosistem baterai mobil. Huayou sebentar lagi akan jalan dengan Antam dan IBC. Total investasinya sekitar US$ 8 miliar. Nah, kalau ini semua jadi, kita targetkan 2027 akhir ini semua sudah jadi," jelas Bahlil dalam acara International Battery Summit (IBS) 2025, Selasa (5/8/2025).
Berjalannya proyek ini, menurut Bahlil sejalan dengan target Indonesia menjadi negara pertama yang memiliki ekosistem baterai EV terintegrasi.
"Indonesia akan menjadi salah satu negara pertama yang membangun ekosistem baterai mobil yang terintegrasi dari hulu sampai hilir," tambahnya.
Selanjutnya: Promo HUT RI 80 di Bank Mandiri Agustus 2025, Diskon Es Krim hingga Minuman Kopi
Menarik Dibaca: Kulit Kusam? Ini 5 Basic Skincare untuk Kulit Kusam yang Patut Dicoba
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News