Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Meskipun sang presiden direktur sedang terseret kasus hukum, PT Sentul City Tbk tak mengerem laju ekspansi tahun ini. Pengembang kota mandiri di Bogor tersebut sedang menjajaki kerjasama dengan sejumlah calon investor asing.
Calon investor yang masih dirahasikan identitasnya itu berasal dari Asia. Mereka tertarik menggandeng Bukti Sentul karena melihat tabungan lahan alias landbank yang berlimpah. Saat ini Sentul City mengklaim memiliki landbank 13.000 hektare (ha). Perinciannya, 12.000 hektare (ha) di Sentul Nirwana dan 1.000 ha di Sentul City,
Kepada KONTAN, Senin (9/3), Head of Banking & Investor Relations PT Sentul City Michael Tene bilang, di antara calon investor, ada yang tertarik mengembangkan kota mandiri, apartemen, komersial, hingga kawasan industri. Kalau rencana itu terwujud, berarti untuk kali pertama Sentul City akan terjun ke bisnis pengembangan kawasan industri.
Manajemen Sentul City menyadari jika lokasi landbank-nya saat ini menyimpan potensi sebagai kawasan industri. Hanya saja, perusahaan berkode BKSL di Bursa Efek Indonesia itu menyatakan hanya akan memberi lampu hijau pada industri yang berteknologi tinggi dan ramah lingkungan. Misalnya manufaktur microchip atau robot.
Manajemen Sentul City belum bisa memaparkan lebih detail mengenai rencana pengembangan kawasan industri. Alasannya, tawaran kerjasama belum sampai tahap finalisasi. Yang jelas, model kerjasama dengan calon investor itu berupa pembentukan anak usaha patungan.
Sambil memupuk mimpi terjun ke bisnis kawasan industri, Sentul City sedang mematangkan kerjasama dengan pengembang mal asal Jepang, yakni AEON. Rencananya, pusat perbelanjaan itu akan hadir di proyek yang bernama sama dengan perusahaan itu yakni Sentul City.
Taksiran luasan lahan untuk pengembangan AEON adalah 7,8 ha dengan luas area bangunan 100.000 meter persegi (m²). "Kalau penandatanganan kerjasama dilakukan pada tahun ini, paling cepat pembangunan mal baru bisa terlaksana tahun depan," ungkap Michael.
Kendati terlihat ekspansif mengembangkan fasilitas komersial, Sentul City masih mengandalkan penjualan rumah untuk menggapai target tahun ini. Perusahaan tersebut berencana meluncurkan 2.313 unit hunian baru dengan target penjualan Rp 1,94 triliun. Sementara target marketing sales alias pra penjualan tahun ini adalah Rp 2 triliun, atau tak berbeda dengan target tahun 2014.
Tahun ini Sentul City menyiapkan dana belanja modal Rp 900 miliar. Sebanyak Rp 700 miliar akan dipakai untuk melanjutkan pengembangan proyek Sentul City. Sisanya, Rp 200 miliar akan dipakai untuk melanjutkan pengembangan proyek Sentul Nirwana dan Serpong Natura.
Belanja modal itu belum termasuk dana untuk mengembangkan hotel di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Di Lombok, Sentul City berencana mendirikan hotel berisi 300 kamar dengan investasi seebsar Rp 250 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News