kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Sepatu lokal sulit menapak di Tiongkok


Selasa, 16 Juni 2015 / 15:41 WIB
Sepatu lokal sulit menapak di Tiongkok


Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Meskipun pemerintah memutuskan China menurunkan bea masuk impor produk konsumsi termasuk sepatu dari 22%-24% menjadi 12% tak berdampak banyak bagi industri sepatu Indonesia. Sebab, selama ini China bukanlah tujuan ekspor sepatu dari Indonesia.

"Ekspor alas kaki ke China juga tak terlalu besar," kata Ramon Bangun, Direktur Industri Tekstil dan Aneka, Kementerian Perindustrian kepada KONTAN, Senin (15/6). Selain itu, ekspor sepatu ke China sudah mendapatkan perlakuan khusus lewat perdagangan bebas (free trade agreement) Asean-China Free Trade Agreement (ACFTA).

Sejak saat ini ekspor-impor China ke Asia Tenggara termasuk Indonesia sudah bebas bea masuk. "Jadi tak ada pengaruhnya," ujar Ramon.

Adapun upaya menggenjot ekspor sepatu, Ramon mengusulkan untuk membuka kerjasama perdagangan dengan Eropa dan Amerika Serikat (AS). Sebab, kedua wilayah ini adalah pasar utama sepatu Indonesia. Eropa berkontribusi 35% dan AS berkontribusi 30% dari total ekspor. "Jika ekspor ke dua wilayah ini bisa bebas bea masuk, itu baru meningkatkan ekspor alas kaki Indonesia," kata Ramon.

Pesimisme pasar ekspor sepatu ke China juga disampaikan oleh Marga Singgih, Ketua Bidang Pengembangan Bisnis dalam Negeri Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo). Marga menyebutkan, meski punya kesempatan ekspor ke China, namun efisiensi produksi sepatu di Negeri Panda itu membuat sepatu dari Indonesia sulit untuk bersaing.

"Meski China menurunkan bea masuk, kami tetap sulit bersaing dengan produk lokal mereka," terang Marga kepada KONTAN, Senin(15/6). Dalam pengalaman Marga, produk sepatu lokal buatan Indonesia belum ada yang berhasil menggarap ekspor ke China secara rutin.

Selain sulit berkompetisi dari sisi kualitas, produk sepatu dari Indonesia juga sulit berkompetisi dari sisi harga. "Sehingga kami tak ada ekspor ke China, justru China yang mengekspor ke kita," ungkap Marga.                    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×